Lihat ke Halaman Asli

Musa Hasyim

TERVERIFIKASI

M Musa Hasyim

Nostalgia Saat Ngabuburit "Sewa Komik" Masih Zamannya

Diperbarui: 19 April 2021   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana ngabuburit anak zaman dulu dengan sewa komik. Tangkapan layar YouTube RCTI Files

Setelah salat Asar berjemaah selesai di musala, anak-anak akan berlarian ke lapak buku/persewaan buku. Sambil melirik-lirik takjil yang akan dibeli di pasar dadakan, mereka akan membaca satu-dua buku yang dijajal oleh si penyedia jasa sewa. Dulu perpustakaan daerah atau perpustakaan komunitas belum se-eksis sekarang, untuk membaca sebuah buku harus mengeluarkan kocek.

Sekelas anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, komik adalah yang paling banyak dicari. Komik disukai oleh anak-anak karena banyak gambar dan sedikit tulisan jadi mereka yang belum terlalu bisa membaca bisa tetap sedikit paham hanya dengan melihat adegan demi adegan. 

Umumnya mereka akan memburu komik Doraemon hitam putih. Alhasil komik Doraemon akan cepet ludes disewa orang. Mereka harus cepat mendatangi lapak si penyedia jasa sewa, biasanya jam empat sore itu sudah banyak anak-anak melingkarinya. 

Anak-anak lebih memilih menyewa daripada membeli, jarang sekali sih ada toko buku lengkap di kota kabupaten. Biasanya harus ke kota provinsi untuk membeli buku atau komik yang lengkap. Kalau begitu harus mengeluarkan ongkos transportasi lagi, bukan? Jadi mending sewa kata mereka.

Sekali sewa satu komik pun terbilang cukup murah, semurah harga es limun warna-warni. Tapi namanya penyedia jasa sewa dadakan, mereka hanya mengizinkan dibaca sekali duduk. Kalau ingin menyewa sehari, mereka harus mengunjungi rumah si penyedia jasa sewa dan mendaftar keanggotaan. Tentu saja, harga sewa sehari lebih mahal lagi. Dulu saya sih memiliki kartu anggotanya tapi lupa ditaruh di mana, sudah dimakan rayap sepertinya.

Pemandangan anak-anak yang menunggu waktu buka puasa dengan membaca komik di pinggir jalan ini sungguh mengangeni. Sekarang di zamannya teknologi ponsel pintar dengan kecanggihan aplikasi di dalamnya, anak-anak lebih memilih berkutik di depannya. Kebanyakan sih bukan untuk membaca, melainkan bermain gim daring.

Entah kenapa yah, apa bermain gim daring itu mengenyangkan sehingga mereka betah berjam-jam? Apa jangan-jangan ada magnet di tangan anak-anak dan ponsel pintar (ini bercanda). 

Tapi serius, anak-anak zaman sekarang -sepengamatan saya itu cenderung doyan dengan gim ketimbang komik atau buku bacaan lain di ponsel pintar. Atau mungkin saya saja yang mainnya kurang jauh? Positif thingking saja dah!

Komik di zaman ponsel pintar nan canggih ini sudah mudah diakses sebenarnya. Tak perlu mengeluarkan kocek, tinggal siapkan kuota internet. Pun terdapat banyak genre dan jenis komik, tidak melulu soal Doraemon.

Ada salah satu agenda rutin saya untuk melepas rasa rindu akan ngabuburit baca komik di depan penyedia jasa sewa, yakni komik dari beberapa komikus bertajuk 'Kolang-Kaling' di sebuah platform aplikasi komik asal Korsel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline