Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Dijajah Laki-Laki atau Patriarki?

Diperbarui: 16 Maret 2020   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Google Doodles

International Woman's Day yang jatuh pada tanggal 8 Maret diperingati wanita seluruh dunia. Apa yang kaum wanita peringati? tentu saja lebih kepada menuntut hak wanita. 

Bagaimana dengan di Indonesia yang kaum wanitanya masih dibatasi budaya patriarki. Seburuk apakah memang sampai kaum feminis mengeluarkan suara. 

Kritik terhadap budaya patriarki bukan hanya menuju kesetaraan gender namun hanya ingin membuat melek bahwa perbedaan standar sudah tak relate lagi. Yang akan saya paparkan inilah yang paling umum terjadi.

Insecure.

Laki-laki terlanjur punya identitas sebagai alpha, dan itu yang membuat pride nya tinggi. Jadi kebanyakan laki-laki tidak suka dengan perempuan yang menurutnya punya level yang lebih tinggi. 

Masyarakat Indonesia masih memunyai pola pikir bahwa perempuan tak perlu sekolah tinggi-tinggi karena ujung-ujungnya akan berakhir di dapur. Perempuan tak perlu mengejar karir nanti susah jodoh. Dan stereotype tentang perempuan yang sukses adalah perempuan yang sukses cenderung akan menginjak-injak laki-laki. 

Ada yang mengatakan jika seorang wanita sukses ia seperti tidak membutuhkan laki-laki. Perempuan yang independent memang terihat kuat karena terbiasa bisa melakukan apapun sendiri dan itu yang membuat laki-laki lemah merasa terancam. Perempuan mandiri sudah sangat terbiasa dengan struggle. Dan perempuan mandiri bukan sosok yang unapproachable. 

Laki-laki jangan minder, berikanlah ia pujian dari kerja keras yang sudah ia lakukan karena sehebat apapun perempuan tetap butuh laki-laki. Untuk perempuan ada satu kalimat yang bagus dari film Crazy Rich Asian "It's not my job to make you feel like a man". Jadi jangan pernah menurunkan standar agar laki-laki bisa mengimbangimu atau menghargaimu. You don't need a smaller crown, you need a man with bigger hands.

Jadi orang baik.

Tuntutan dari standar nilai sosial seperti perempuan dituntut menjadi "orang baik" dibanding laki-laki. Menjadi orang baik itu penting, namun sepertinya porsi perempuan harus lebih banyak. Contoh, larangan berzina padahal berlaku untuk semua gender baik laki-laki atau perempuan tetapi mengapa bagi perempuan lebih diwajibkan menjaga virginitas sampai kelak ia menikah dibanding laki-laki. 

Jadi, jika ada perempuan sudah tidak perawan padahal belum menikah, maka akan dicap murahan, bukan perempuan baik-baik, gemar berzina, dan dengan segala pandangan hina. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline