Lihat ke Halaman Asli

Aksi Amoral Generasi Milenial

Diperbarui: 8 Mei 2020   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kelulusan sekolah memang menjadi peristiwa penting tak terlupakan. Seakan beban setinggi Jaya Wijaya itu lepas sudah dari Pundak. Maka merayakan kelulusan boleh saja sebuah keniscayaan selama tetap dalam norma dan koridor aturan yang berlaku.

Lain lagi ketika perayaan tersebut justru bersifat melanggar baik secara norma maupun kebiasaan. Seperti halnya yang dilakukan oleh sekelompok siswa SMA di Riau beberapa hari lalu.

Aksi corat-coret tulisan dan gambar di seragam sekolah yang kurang pantas bukanlah sebuah bentuk perayaan yang wajar apalagi diperbolehkan oleh norma yang berlaku. Aksi tersebut bisa dikatakan perilaku amoral generasi milenial yang mencoreng nama baik dunia Pendidikan.

Betapa tidak, siswa yang sudah makan bangku sekolahan selama kurang lebih dua belas tahun tersebut hendaknya mampu menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya namun justru sebaliknya.

Tidak hanya tercoreng, aksi amoral siswa tak bertanggungjawab tersebut juga membuat duka mendalam bagi dunia Pendidikan tanah air. Apa yang salah dengan system Pendidikan kita? Virus jenis apa yang mampu menikam dunia Pendidikan kita dalam senyap? Sistem Pendidikan sebelah mana sebenarnya yang sekarat sehingga tak mampu menghasilkan output yang diharapkan.

Penerapan Pendidikan karakter yang selama ini diterapkan di sekolah rasanya belum maksimal dilaksanakan jika hanya sampai pintu gerbang. 

Perlu kerjasama orang tua di rumah dan masyarakat untuk menguatkan pentingnya nilai-nilai kesopanan dan kesantunan dalam pergaulan. Karena akan percuma saja sekalipun program pemerintah sudah sangat ideal dalam Pendidikan tanpa dukungan dari orang tua dan masyarakat. Semua akan sia-sia laksana istana pasir yang terhantam ombak. Hilang tak berbekas.

Oleh karena itu, aksi amoral generasi milenial yang terjadi saat ini cukup untuk menjadi pelajaran kita semua. Menjadi titik tolak untuk tidak hanya mementingkan kompetensi pengetahuan di sekolah melainkan kompetensi sikap harus menjadi prioritas yang tak bisa ditawar lagi.

Dengan sikap yang terpuji tertanam dalam diri siswa maka kelak akan menjadi manusia yang bermoral tinggi, sesuai dengan tujuan dari Pendidikan yaitu manusia dewasa yang humanis.

 YOGYAKARTA

8 MEI 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline