Lihat ke Halaman Asli

Mujahidin Arisman

Mencoba terbiasa

Diare, Masihkah KLB?

Diperbarui: 3 November 2021   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Letak Geografis Kabupaten Banyuasin terletak pada posisi antara 1,30° – 4,0° Lintang Selatan dan 104° 00’ – 105° 35’ Bujur Timur yang terbentang mulai dari bagian tengah Propinsi Sumatera Selatan sampai dengan bagian Timur dengan luas wilayah seluruhnya 11.832,99 Km2 atau 1.183.299 Ha.

Secara geografis Kabupaten Banyuasin berbatasan dengan:

  • Sebelah Utara : Propinsi Jambi, Kabupaten Musi Banyuasin, dan Selat Bangka
  • Sebelah Selatan : Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kota Palembang
  • Sebelah Barat : Kabupaten Musi Banyuasin
  • Sebelah Timur : Selat Bangka dan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Letak Geografis Kabupaten Banyuasin yang demikian yang menempatkan Kabupaten Banyuasin pada posisi potensial dan strategis dalam hal perdagangan dan industri, maupun pertumbuhan sektor-sektor pertumbuhan baru. Kondisi ini dan posisi Kabupaten Banyuasin dengan ibukota Pangkalan Balai yang tenletak di Jalur Lintas Timur.

Selain itu Kabupaten Banyuasin merupakan daerah penyelenggara pertumbuhan Kota Palembang terutama untuk sektor industri. Disisi lain bila dikaitkan dengan rencana Kawasan Industri dan pelabuhan Tanjung Api-api Kabupaten Banyuasin sangat besar peranannya bagi kabupaten di sekitarnya sebagai pusat industri hilir, jasa distribusi produk sumber daya alam baik pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, dan pertambangan sehingga akan melahirkan kembali kemasyuran Bandar Sriwijaya milik Kabupaten Banyuasin.

Namun tak sebanding dengan pertumbuhan kesehatan di wilayah banyuasin, terutama di daerah hilir dimana wilayah banyuasin perairan. Salah satunya yakni masalah diare, menurut pemberitaan pada 14 September 2006 15:49 WIB yang di lansir oleh Tempo  yang berjudul Satu Nyawa Hilang Akibat Diare Luar Biasa Di Banyuasin merupakan salah satu berita yang terekspos di media. kemudian data kesehatan pada tahun 2019 yang dilansir dari sistem informasi satu data sumsel (SIMATA) yang berjudul 

Jumlah Kasus HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB, dan Malaria Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan, 2019 banyuasin merupakan salah satu yang terbesar mengalami diare di banding dengan penyakit lain yakni 25 342.

Dengan beberapa data tersebut, sebenarnya kita bisa menilai sudah sejauh mana keseriusan pemerintah dan dinas terkait dalam memperhatikan kesehatan masyarakat banyuasin, meskipun kita tahu bahwa program bupati banyuasin dalam memperhatikan kesehatan banyuasin sebenarnya sudah cukup baik dengan mengadakan program dokter masuk desa, namun apakah hal tersebut sudah baik? sudahkah program tersebut berjalan? sudahkah tepat program tersebut? efektifkah program tersebut? cukupkah anggaran untuk program tersebut? atau memaksakan agar program tersebut berjalan dengan kebijakan-kebijakan yang prematur?

Perlu sama-sama menjadi perhatian kita untuk kemasalahatan kesehatan masyarakat, demi terwujudnya masyarakat yang sehat baik di banyuasin khususnya dan indonesia umumnya. Semoga tulisan ini menjadi salah satu masukan dan dorongan bagi pemerintah kabupaten banyuasin untuk lebih perhatian lagi terhadap daerah perairan yang dimana akses kesehatan agak begitu sulit. Tulisan ini bukan sebagai bentuk kebencian terhadap pemerintah kabupaten banyuasin, melainkan suatu tulisan dari anak perairan yang sangat mencintai pemerintahannya dan berharap pemerintah kabupaten banyuasin bisa semakin maju lagi kedepannya.

#Mj.A




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline