Telah lama kita bermain kata, tepatnya bermain bahasa, entah itu mengutak-atik logika atau membolak-balik jiwa. Dengan bahasa kita dapat bahagia, dengan bahasa pula kita dapat tertawa, juga dengan bahasa kita dapat tersiksa.
Memahami Candaan, tentunya sangat berkaitan dengan pemahaman akan bahasa, candaan merupakan kegiatan peleburan makna dalam bahasa.
Dengan candaan manusia dapat melebur suasana, dengan candaan pula manusia dapat sembunyi dari seramnya keseriusan. Adapula bercanda adalah kegiatan manusia tuk merayakan betapa nakalnya bahasa, hanya manusia yang dapat bercanda, karena hanya manusia pula makhluk yang masuk dalam semesta tanda (baca : bahasa semesta tanda).
Ketika kita berada dalam kegiatan bernuansa canda, maka ketika itu kita melepas beban pikiran kita, seperti kata Pak Kant :
"Lelucon itu membangkitkan, menggeser, kemudian menghilangkan pikiran seseorang"
Di sini kita tahu bahwa pikiran kita dapat dibentuk, digeser bahkan dihilangkan oleh lelucon, mengapa demikian? Karena candaan adalah pengaburan logika dalam berbahasa.
Canda adalah pengaburan logika
Dari mana asal usul candaan? Tentu banyak sekali jawabannya, tapi bila kita telaah baik-baik, kita akan menemukan bahwa candaan adalah permainan logika. Peleburan manusia terhadap logika yang selama ini dianutnya, coba kita ambil contoh :
1. Kita telah memahami bersama bahwa yang disebut band itu pasti bernyanyi, bermain musik dan kegiatan akustik lainnya, coba kita buat argumennya :
P1 : Semua band pasti melakukan kegiatan bermusik
P2 : Gun n Roses adalah suatu band