Lihat ke Halaman Asli

Belajar dan Melakukannya (Learning by Doing)

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14295375251145900996

Sumber daya manusia yang handal di dalam dunia kerja dapat dinilai bukan hanya dari segikemampuan teknis (hard skill) para karyawannya. Akan tetapi diperlukan juga kemampuan dalam mengelola diri dan orang lain (soft skill) sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktifitas sebagaimana digariskan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.

Banyak langkah maupun cara yang bisa dilakukan oleh suatu organisasi/perusahaan dalam upaya meningkatkan soft skill karyawannya. Ada sebagian dari organisasi/perusahaan mengambil langkah untuk mengirim karyawan untuk melanjutkan studi di sekolah-sekolah formal atau sekolah nonformal seperti pendidikan dan latihan (diklat) dengan memberikan beasiswa atau batas waktu secukupnya. Karyawan ‘disekolahkan’ untuk mendalami bidang tertentu dan setelah selesai mereka kembali menekuni bidang kerjanya. Langkah pemberdayaan sumber daya manusia ini merupakan sebuah proses yang sering disebut pembelajaran berbasis text book.

Langkah lain yang juga menarik diketahui, yaitu proses pembelajaran yang sering dinamakanlearning by doing(belajar dan melakukannya). Dalam realitasnya, langkah ini sering menunjukkan hasil lebih baik daripada pembelajaran berbasistext book. Mengapa? Pembelajaranberbasistext book, materinya tidaklah mudah dicerna, pengetahuan yang diberikan harus melalui proses lebih lanjut berdasarkan kemampuan daya serap dan daya pikir/nalar dari masing-masing individu sehingga persepsi yang sangat subyektif bisa menjadikan salah tafsir/salah pemahaman berakibat sulit dipraktekkan dalam dunia kerja yang sedang ditekuni.

[caption id="attachment_379369" align="aligncenter" width="300" caption="learning by doing (sumber: casperjournal.com)"][/caption]

Sedangkan proses pembelajaran melalui learning by doing, setiap pelakunya berhadapan langsungdengan obyek atau bidang kerjanya sekaligus memikirkan untuk mencari pemecahan masalah yang ditemui. Proses tanya jawab sambil bekerja bersama mentor/instruktur lebih berpeluang bagi karyawan/pembelajar untuk mengadopsi nilai-nilai, metode maupun pemikiran baru.

Bagi organisasi atau perusahaan-perusahaan modern yang bervisi dan bermisi jauh kedepan, perhatian terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) yang handal menjadi sangat penting. Produktivitas kerja dan tujuan organisasi akan banyak bergantung pada sejauhmana tingkat kehandalan pekerja/karyawannya, hal ini mengingat pula bahwa pekerja/karyawan adalah asset organisasi/perusahaan. Dan memang bagi organisasi/perusahaan tertentu sistem dan mekanisme kerja sudah ditetapkan sedemikian rupa dalam sebuah keputusan manajemen yang tercakup dalam standard operating procedure (SOP). Namun sebagai organisasi yang dinamis, seyogyanya memberikan kesempatan kepada setiap tenaga yang dimiliki untuk menempa diri/meningkatkan kemampuan soft skill-nya supaya lebih aktif dan lebih produktif mendukung tujuan organisasi/perusahaan.

Proses pembelajaran melalui learning by doing merupakan salah satu alternatif yang sangat dimungkinkan. Para pekerja senior yang sudah berpengalaman atau mendatangkan tenaga ahli dari luar berkenan untuk memberikan training secara langsung (belajar dan melakukan) alias belajar sekaligus praktek di bidangnya diharapkan terjadi proses pencerahan dan bekerja menjadi lebih produktif. Cara-cara menjalankan pekerjaan yang dulunya dilakukan berdasarkan rutinitas, lambat laun bisa dirubah melalui pemikiran dengan cara kerja baru yang lebih efisien.

Perlu diketahui bahwa proses learning by doing yang menitikberatkan pada usaha belajar sambil melakukan pekerjaan/beraktivitas dengan contoh nyata ini layak diterapkan melalui perencanaan yang tepat, cermat, tersistem dan terstruktur sehingga membuahkan hasil optimal dan tidak mengganggu tetapi justru mendorong karyawan untuk terus bersemangat, berkreativitas dan berinisiatif dalam melakukan pekerjaan yang digeluti.

Di level pekerja bawahan atau staf, hasil dari proses learning by doing diharapkan bisamembuahkan langkah/cara kerja yang meningkat, lebih efisien bekerja melalui pemikiran dan karya nyata sesuai bidang yang dihadapi dan pada gilirannya memberikan andil terhadap peningkatan kinerja karyawan yang bersangkutan. Sedangkan di level manajer, proseslearning by doing juga bisa dilakukan yang tentunya bertujuan untuk menemukan suatu inovasi produk sebagai pertanda bahwa organisasi/perusahaan semakin tumbuh dinamis seiring dengan perkembangan jaman dan percepatan teknologi modern yang menopangnya.(din_2015).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline