Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi Musibah?

Diperbarui: 17 Januari 2021   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Longsor di Cimanggung Kabupaten Sumedang (Foto: kompas.com)

Awal tahun 2021 yang menjadi pembuka bagi momen-momen penting bagi kehidupan manusia, seolah terhadang oleh berbagai musibah yang datang silih berganti. 

Selain Covid-19 yang masih belum berakhir, juga banjir, longsor, kecelakaan pesawat terbang, gempa dan bencana kemanusiaan lainnya masih sangat segar di ingatan kita. Sebagai manusia yang tak bisa menghindar dari semua itu, bagaimana seharusnya kita bersikap atas musibah tersebut?

Bagian dari kehendak Tuhan Yang Mahakuasa

Sikap pertama yang sepatutnya kita renungkan tentunya dengan meyakini bahwa semua musibah yang terjadi merupakan bagian dari campur tangan Tuhan yang kuasa melakukan apapun. 

Terlepas dari ekses perilaku manusia yang sudah berada di luar batas ataupun karena human error, namun kehendak bebas manusia tetap berada dalam kendali Tuhan yang tidak bisa ditolak segala suratannya. Tugas manusia hanyalah mengimaninya, dan selanjutnya mengambil pelajaran dari apa yang disuratkan Tuhan tersebut.

Seperti seorang pelajar yang harus diuji dengan soal-soal ujian untuk memetakan kemampuannya, manusia pun harus diuji atas kesungguhannya dalam mengimani keberadaan Tuhan dan segala konsekuensinya dengan berbagai ujian, salah satunya ujian kesedihan. 

Bersabar dan membantu

Bagi mereka yang bersentuhan langsung dengan musibah tersebut, tidak ada yang lebih patut untuk dilakukan selain bersabar. Sebuah sikap luhur yang sulit, namun sangat mudah jika dimulai dengan sikap penerimaan yang penuh terhadap kelemahan diri di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Namun, bagi mereka yang tak bersentuhan langsung dengan musibah tersebut, menjadi lebih pro aktif terhadap musibah tersebut adalah yang utama. Bersabar, berdoa dan mengulurkan tangan merupakan tindakan yang sangat mulia bagi kita saat berbagai musibah ini datang menghadang.

Uluran tangan kita bagi mereka yang terkena musibah tak bisa dinilai oleh mata manusia yang selalu haus akan pujian, namun cukuplah Tuhan yang menjadi penilai tunggal. Membantu siapapun dalam bentuk apapun pada saat ini merupakan momen yang tepat dalam mengaktualisasikan diri pada keadaan saat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline