Lihat ke Halaman Asli

muhammad kholilullah

Anak muda yang masih terus belajar, hobi ngeteh sembari mengamati hiruk pikuk masyarakat desa.

Menghidupkan Api Teladan Rasulullah SAW

Diperbarui: 19 Oktober 2021   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peradaban dunia khususnya Islam tidak bisa dilepaskan dari peran mutlak sang revolusioner besar dunia baginda Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang diutus Allah SWT dalam rangkah menyampaikan dan menyebarkan ajaran agama Islam di muka bumi.

Setiap tahun umat Islam slalu memperingati Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara, Mulai dari Dibaiyah, Khotmil Qur'an, dan deretan kegiatan-kegitan lainnya, semua itu merupakan representasi dari bentuk kecintaan kepada sang baginda Nabi Muhammad SAW, bahkan dalam salah satu organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama, melantunkan Sholawat Nabi telah menjadi tradisi/budaya yang hampir dilakukan setiap hari.

Namun lebih jauh dari itu, rasanya kurang pas jika kita sebagai umat muslim hanya memaknai spirit Rasulullah dengan berfokus pada agenda-agenda insidental baik formal maupun non formal di tiap momen maulid saja, sebab sejatinya, api spirit meneladani beliau haruslah terus dihidupkan sebagai bentuk cinta kita, tidak hanya dalam momen maulid, melainkan setiap hari.

Menilik sejarah tokoh besar di negri ini, bung Karno dalam orasi pidato maulidnya pernah berujar, bahwa memperingati maulid berarti menguatkan kembali komitmen ketaqwaan kepada Allah SWT, bahwa mencintai Rasulullah berarti patuh terhadap apa yang beliau perintahkan dan beliau contohkan, sebab sungguh beliau lah junjungan alam semesta, suri tauladan bagi seluruh manusia di bumi.

Meneladani beliau, tidak lengkap rasanya tanpa membedah sedikit tentang 4 sifat Beliau, sifat yang tidak cukup hanya dihafal saja, melainkan patut dihidupkan dalam diri sebagai bekal mengarungi kehidupan yang lebih baik dan penuh anugerah ini.

Sifat Shiddiq, secara bahasa diartikan jujur. Namun menurut Quraish shihab, pada awalnya shiddiq itu menunjukkan makna kekuatan. Dimana keduanya mempunyai korelasi, kejujuran atau kebenaran mengandung suatu kekuatan. Amanah secara bahasa dimaknai dapat dipercaya. 

Namun bila ditelusuri ternyata kata tersebut merupakan hasil penyatuan (Derivasi) dari kata iman dan aman.  Dimana amanah merupakan suatu sikap buah dari iman (percaya) yang berusaha mencipatakan suatu kondisi aman. Maka unsur amanah itu meliputi komitmen, loyalitas, Jujur dan integritas. 

Sifat Tabligh, secara bahasa diartikan menyampaikan. Tabligh memiliki makna keterbukaan atau transparansi. Seperti sikap Rasulullah ketika menyampaikan pesan-pesan dari Allah. Semua pesan tersebut disampaikan kepada umat, meskipun berisi teguran pada Rasulullah SAW. Selanjutnya Fathanah, yang berarti cerdas. 

Cerdas berkaitan dengan fungsi serta peran yang diemban. Dalam ranah makna luasnya, tidak hanya sebatas lingkup kecerdasan intelektual saja, Melainkan juga mencakup lingkup Spiritual, emosional dan Sosial.

Dengan kembali memaknai spirit Rasulullah SAW secara Komprehensif dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, semoga kita semua tergolong sebagai umat yang kelak mendapat syafaat dari Beliau. Aamiin.

Gresik, 12 Rabiul Awwal 1443 H / 19 Oktober 2021 M.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline