Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ilham Noor

Guru paruh waktu

7 Minggu Belajar Bahasa Inggris bersama Masyarakat Asean

Diperbarui: 24 Desember 2020   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Sebagai scholarship hunter a.k.a pemburu beasiswa merupakan hal lumrah mencari beasiswa untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dari sebelumnya. Bahkan, banyak dari scholarship hunter yang melakukan berbagai usaha agar bisa mendapatkan beasiswa yang di idam-idamkan, seperti mengikuti berbagai seminar dan webinar tentang beasiswa, join ke berbagai grup media sosial yang aktif berbagi informasi terkait beasiswa, hingga tak jarang banyak dari "pemburu" ini yang menghubungi langsung awardee dari beasiswa yang mereka inginkan.

Bagi pemburu beasiswa mendapatkan seabrek dan sedetail mungkin informasi mengenai beasiswa (sedikit-banyaknya) akan meningkatkan "chance" memperoleh beasiswa. Tetapi, semua hal yang dilakukan tersebut akan terasa sia-sia jika pemburu beasiswa mengabaikan hal yang paling mendasar ketika ingin mendaftar beasiswa. Hal mendasar tersebut adalah kemampuan berbahasa asing. Oleh karena itu, Bahasa asing menjadi hal yang essensial dan krusial saat ingin melanjutkan pendidikan baik untuk tujuan dalam negeri maupun luar negeri melalui program beasiswa.

'Lah, lantas bagaimana nasib SAYA yang kemampuan berbahasa asingnya masih dibawah standar ini??? Apakah tidak ada kesempatan untuk meneruskan pendidikan S2? S3? atau S lainnya???' TENANG, kabar baiknya adalah SAYA manusia, memiliki akal dan pikiran untuk mengupayakan takdir ke arah yang lebih baik.

Nah, karena didorong oleh keinginan yang besar untuk menambahkan beberapa gelar lagi pada akhir nama, pada tahun 2019 lalu SAYA iseng berselancar di internet mencari beasiswa yang mengkhususkan dirinya hanya untuk peningkatan kemampuan berbahasa asing. Awalnya sangat sulit untuk mendapatkan informasi terkait beasiswa peningkatan bahasa asing (meskipun menggunakan internet), karena umumnya beasiswa-beasiswa yang ditawarkan adalah beasiswa untuk S1, S2 atau S3.

Namun, semua berbalik 180  setelah saya mendapat notifikasi tentang beasiswa dari Pemerintah Brunei Darussalam melalui salah satu grup di media sosial. Setelah membaca keseluruhan informasi yang terdapat pada file pdf beasiswa tersebut, semakin membuat tangan saya "gatal" untuk mencoba mendaftar beasiswa ini.

Beasiswa dengan nama "BRUNEI DARUSSALAM SCHOLARSHIP ON ENHANCING PROFESSIONAL COMMUNICATION SKILLS FOR ASEAN" bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa Inggris bagi warna negara dari kawasan ASEAN. Yes, A S E A N, jadi program beasiswa ini dikhususkan hanya untuk warga negara di wilayah Asia Tenggara. Meskipun beasiswa ini dari pemerintah Brunei namun penyelenggaraannya sendiri dilakukan pada Lembaga UBD-FPT Global Centre di Da Nang, Vietnam. Hal ini juga yang membuat program peningkatan kemampuan Bahasa asing ini menjadi unik.

'Lah, belajar Bahasa inggris-nya di Vietnam??? Tapi kok beasiswa-nya dari Pemerintah Brunei???' Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga muncul dibenak saya saat pertama membaca informasi terkait beasiswa ini. Penjelasannya adalah: UBD-FPT Global Centre yang terletak di Da Nang merupakan kerjasama  antara salah satu universitas di Brunei yaitu Universiti Brunei Darussalam (UBD) dengan FPT University (universitas di Vietnam), hal ini sebagai bentuk kerja sama bilateral antara pemerintah Brunei Darussalam dan pemerintah Vietnam.

Nah, sebelum lebih dalam membahas program-program yang ditawarkan oleh beasiswa ini, saya akan membagi tulisan ini kedalam 2 bagian untuk mempermudah pembaca mencerna informasi. Chapter 1 berkaitan dengan informasi-informasi umum mengenai beasiswa ini seperti jadwal pendaftaran, syarat, berkas dan hal-hal urgent lain yang harus dipersiapkan sebelum mendaftar. Sedangkan chapter 2 nanti akan berfokus pada tahap pengisian aplikasi beasiswa, pengumuman lolos seleksi, pelaksanaan program, closing ceremony hingga benefit yang telah saya dapatkan selama 7 minggu mengikuti program. Baiklah, without further ado, let's begin.

Chapter 1: Beasiswa ini bermula dari KTT ASEAN ke-31 yang diadakan di Manila, Filipina. Pada saat KTT tersebut berlangsung di tahun 2017, Yang Mulia Sultan dan Yang Di Pertuan Negara Brunei Darussalam mengumumkan bahwa selama 5 tahun kedepan, Pemerintah Brunei Darusalam akan memberikan beasiswa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi professional bagi warga negara anggota ASEAN. Maka sejak tahun 2018 telah resmilah beasiswa ini dimulai dan akan terus dilaksanakan hingga tahun 2022. Jadi bagi yang ingin mencoba beasiswa ini masih ada kesempatan untuk 2 tahun mendatang. Namun, sebelum mendaftar, sedikitnya ada 3 hal penting yang harus pelamar ketahui terlebih dahulu. 

Pertama, jadwal pendaftaran, umumnya pembukaan pendaftaran dilakukan hanya 1 kali dalam setahun dan dilaksanakan pada akhir Desember atau awal Januari. Meskipun pendaftaran hanya dibuka 1 kali dalam setahun, namun ada 3 batch (gelombang) yang pelamar bisa pilih. Yap, setiap tahunnya akan ada 3 gelombang yang di buka, jadi pelamar bisa mengikuti program sesuai waktu yang pelamar miliki. Umumnya batch 1 dilaksanakan pada bulan Maret-April, batch 2 pada bulan Juli-Agustus dan batch 3 berlangsung pada bulan Oktober-Nopember.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline