Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Sifat Marah dan Takut

Diperbarui: 7 Desember 2022   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak semua orang ingin marah dan sedih, dan tidak semua orang suka dengan marah dan sedih, dan tidak semua orang juga suka melihat orang marah dan sedih, karena apa? Karena marah dan sedih ini adalah suatu kesatuan, dimana ada perilaku marah disitu juga ada perilaku sedih, tidak dipungkiri, bila kita di marahi dengan keras, dengan ekspresi marah kita pasti akan sedih, apalagi menangis, karena pada usia anak dini, bila dimarahi orang tua dengan keras pasti akan menangis, dan nantinya si anak kecil ini akan takut dan trauma, karena takut bila orang tuanya marah lagi, takut dan trauma ini menyebabkan pemikiran si anak atau kebiasaan si anak akan terganggu, terganggu seperti apa? Yakni bila mau melakukan suatu kegiatan yang salah, nanti takut di marahi oleh orang tuanya, karena sebelumnya di marahi sampai si anak ini takut dan trauma, jadi tidak bisa bebas melakukan suatu kegiatan, karena ada tekanan atau ada rasa takut dan trauma hendak melakukan kegiatan secara bebas

Karena tidak semua orang tua tahu bahwa bagaimana perkembangan anak itu berkembang, dan banyak orang tua berfikiran bahwa perkembangan anak ini hanya berkembang di sekolah saja, karena di sekolah banyak ilmu yang dikasih oleh gurunya, menurut siapa?  Menurut saya pribadi, karena pengalaman saya waktu saya melihat sendiri di desa saya, bahwa ada orang tua yang melarang atau membatasi si anak untuk beraktivitas diluar Bersama teman-temannya, padahal dengan anak belajar diluar atau beraktivitas diluar, nantinya anak akan tahu bagaimana lingkungan diluar, bagaimana cara bermain kelompok, karena orang tua tadi ingin si anak ini cerdas tidak seperti teman-temanya, mungkin berfikiran kalua anak saya, saya bolehkan bermain diluar nanti akan bermain yang aneh-aneh, atau nanti akan terjerumus ke pergaulan yang jelek, ada baiknya juga orang tua membatasi anaknya bermain, tetapi tidak semua harus dibatasi, harus bisa seimbang, dimana waktu yang cocok untuk anak belajar diluar, dan dimana waktu yang cocok untuk anak belajar di rumah, karena tidak bagus juga kalau si anak bermain terus-terusan di luar, takutnya nanti terjerumus ke pergaulan yang tidak baik, intinya harus di seimbangkan dan harus di selaraskan, mana yang baik dan mana yang tidak

  • Kembali ke topik kali ini yakni MARAH DAN TAKUT, disini kita akan membahas marah   terlebih dahulu atau yang bisa juga disebut (Anger), Anger atau marah adalah suatu keadaan yang ditimbulkan ketika perasaan atau pertentang terhadap seseorang setelah diperlakukan tidak benar, sederhanya marah adalah perasaan tidak senang karena diperlakukan tidak sepantasnya. Anger dapat berupa amarah, rasa sakit hati, sedih, atau merasa terancam, cemas atau takut.. Keinginan kuat untuk melakukan sesuatu untuk menakut-nakuti atau mengintimidasi seseorang. Setiap individu berbeda-beda dalam mengekspresikan kemarahannya, biasanya Anger dikaitkan dengan ekspresi wajah dan tubuh yang berbeda, termasuk ketegangan tubuh seperti wajah, alis berkerut, mulut melengkung dan sebagainya (Alessandri, Sullivan, & Lewis, 1990; Izard, 1977).

Kemudian beralih ke fungsi, apakah anger ini bisa bermanfaat? Berikut fungsi dari anger :

  • Merupakan bentuk komunikasi.
  • Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
  • Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
  • Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan.
  • ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat aktivitas motorik dan mental anak.

Selanjutnya perkembangan pada anger, gimana cara perkembangan anger ini pada tubuh si anak :

Reaksi emosi anak sangat kuat, anak akan merespon peristiwa dengan kadar emosi yang sama. Semakin bertambah usia anak samakin mampu untuk mengontrol emosinya.

Reaksi emosi muncul setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya dan dengan waktu yang diinginkannya pula.

Emosi mudah berubah dan memperlihatkan reaksi spontanitas atau kondisi asli dan anak sangat terbuka dengan pengalaman-pengalaman hatinya.

Reaksi emosi berdsifat individual dan pemicu emosi yang sama, namun reaksi yang ditimbulkan berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh factor pemicu emosi

Keadaan emosi anak dikendalikan dengan gejala tingkah laku yang ditampilkan dan anak sulit mengungkapkan emosi secara verbal dan emosi mudah dikenali melalui tingkah laku yang ditunjukkan.

Takut dan panik ini adalah saling melengkapi, atau saling bersama, karena apa? Ekpresi takut pasti juga akan diikuti dengan perasaan panik, begitu sebaliknya ekpresi panik juga diikuti rasa takut kepada sesuatu hal, entah itu takut kepada hewan atau hantu, karena anak kecil kalau melihat sesuatu hal yang tidak disukai akan meraskan panik dan akan takut, dan cara mengatasi seperti ini tidak boleh dipaksakan, harus kita beri stimulus dengan bertahap, kita beri cerita-cerita tentang hal yang anak takuti, misalkan anak takut pada harimau, siapa sih yang tidak takut dengan harimau, pasti akan takut, karena harimau sendiri hewan buas yang bisa memakan manusia, tapi bila kita bercerita kepada anak, jangan malah kita menakut nakuti, tetapi kita juga harus memberi tahu agar selalu waspada dan hati-hati, jadi tidak kita paksakan anak itu untuk takut pada harimau, karena dengan langsung kita takuti nanti itu akan membuat anak takut dan panik, nanti akan berbahaya dan bisa menganggu pola pikir anak tersebut.

Baik teman-teman pembaca semua, mungkin cukup ini ya yang bisa saya sampaikan, mungkin ada kebingungan atau ada ganjalan bisa langsung chat WA pribadi saya ya.

Sekian dan terimakasih

See You The Next Project.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline