Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Andi Firmansyah

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Ilmu Politik

Merayakan Hari Valentine dengan Belajar Seni Mencintai

Diperbarui: 14 Februari 2023   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta memanglah anugerah, tapi kita harus menumbuhkan dan memeliharanya sendiri | Ilustrasi oleh Michaela via Pixabay

Saya pikir setiap hari adalah hari kasih sayang, sedangkan Hari Valentine (Valentine's Day) adalah sebentuk monumen yang mengingatkan kita tentang itu. Kita tak perlu menunggu Hari Valentine untuk mengungkapkan cinta kita. Cinta tak mengenal spesifikasi waktu.

Cinta merupakan kebutuhan mendasar manusia, di samping kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, dan rasa aman. Cinta mengobati keterpisahan manusia, membantu kita meninggalkan penjara kesendirian.

Sebagaimana ujar Sophocles, cinta adalah satu kata yang membebaskan kita dari semua beban dan rasa sakit hidup. Namun, masih kata Sophocles, tak ada keagungan yang memasuki hidup manusia tanpa kutukan.

Besarnya kekuatan cinta membuat derita yang menyertainya juga begitu besar. Hampir tak ada aktivitas atau upaya yang dimulai dengan kerinduan dan pengharapan yang sedemikian dahsyat, kendati sering gagal, seperti cinta.

Para penyair, entah secara terang-terangan maupun melalui metafora yang rumit, berusaha memberitahu kita tentang kekuatan cinta. "Cinta adalah jembatan antara kau dan segalanya," tutur Rumi.

Pada saat yang sama, para pendongeng lainnya juga menyebut cinta sebagai pangkal dari suatu tragedi, seperti Majnun yang meninggal di atas makam Layla, atau Romeo dan Juliet yang masing-masing memutuskan untuk mati setelah kehilangan satu sama lain.

Sayangnya, orang jarang memahami penyebab kegagalan cinta. Mereka lebih tertarik untuk mempelajari kegagalan bisnis atau kekuasaan. Dalam kasus cinta, mereka mengobati lukanya dengan jatuh cinta lagi, dan sering kali jatuh di lubang yang sama tanpa tahu mengapa.

Terlepas dari aspek tragisnya, cinta tetap merupakan unsur penting dari pengalaman manusia dan komponen mendasar dari apa artinya menjadi manusia. Atau mungkin, nestapa dan derita memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari semua itu.

Intinya, entah kita sedang mengalami cinta romantis atau cinta untuk dunia, cinta punya kekuatan untuk membawa makna dan orientasi hidup. Lewat cintalah kita dapat terhubung dengan orang lain, memahami diri kita sendiri, bahkan menciptakan dunia yang lebih baik.

Pendeknya, dalam tindakan mencintai, kita menemukan manusia.

Cinta di zaman kita

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline