Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Iqbal Al Hilal

Freelance Writer

Irawan Soedjono, Mahasiswa Indonesia Si Pemuda Pemberani Pemberontak Nazi

Diperbarui: 24 Juli 2020   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: https://www.universiteitleiden.nl/

Ya nama ini asing bagi masyarakat Indonesia Padahal Beliau merupakan salah satu tokoh kunci dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sekaligus Beliau juga menjadi Pahlawan bagi Holland sebab Beliau bersama- sama dengan para pemuda Indonesia  yang menjadi Mahasiswa.  

Di Holland dan warga Holland  khususnya di Leiden bersama-sama mempertahankan Holland yang saat itu dikepung Nazi. Soejono pergi ke Holland saat berusia 10 tahun dengan keluarganya karena ayahnya merupakan salah satu pejabat penting di Batavia.

Selang beberapa tahun orangtuanya pulang ke Batavia dan Soejono beserta saudaranya menetap di Belanda Soejono sendiri sebelum berkuliah di Leiden jugaenempuh pendidikan di Denhag akan tetapi belum lama mengenyam pendidikan Soejono justru harus berperang melawan Nazi yang meluluhlantakkan Holland dari tahun 1940-1945.

Beliau aktif dalam pergerakan bawah tanah dan aktif juga membuat selebaran propaganda seperti De Verenindjing dan menghasilkang oplah sebesar 3.500 pencetakan propaganda di koran dan lain sebagainya yang awalnya hanya satu kali menjadi 3 kali setiap minggunya yang mana hal ini dilakukan untuk mengusir Nazi dari tanah Tulip tersebut selain itu dalam perlawanan Soejono tergabung dalam Batalyon  Untung Suropati yang setelah Soejono Wafat berganti nama menjadi Batalyon Irawan Soejono. 

Berdasar pada buku Irawan Soejono melalui narasi program sejarah Melawan Lupa Metrotv dijelaskan bahwa Soejono meninggal dunia  13 Januari 1945 karena dicurigai saat mengambil mesin fax yang Ia servis selang 4 Bulan kemudian setelah Soejono meninggal Nazi berhasil dipukul mundur Soejono dimakamkan di Leiden dan diberi kehormatan oleh Pemerintah Holland sebagai nama Jalan di salah satu sudut kota di wilayah negara itu selang satu tahun yakni 1946 jenazah Soejono dikremasi atas permintaan keluarganya dan namun bekas makamnya masih dapat ditemui di Leiden Belanda. Se

 Selain itu di Leiden Juga terkenal dengan Universitas Leiden , Museum Leiden serta Kitlv dimanaa banyak peninggalan dan arsip Indonesia tersimpan disana yang dapat digunakan sebagai sarana baik untuk penelitian maupun untuk sumber pengetahuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline