Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Imron Rosyadi

Saya biasa dipanggil Imron

Inter Milan Jadi Jago Lagi, Semua Berkat Conte

Diperbarui: 6 November 2019   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antonio Conte, otak di balik 'kelahiran kembali' Inter Milan di musim ini. Foto: Inter.it

Serie A Liga Italia tampaknya mulai menyajikan persaingan yang patut disimak musim ini. Hal tersebut tak terlepas dari performa impresif yang ditunjukkan Inter Milan sepanjang musim ini berjalan. 

Kehadiran Antonio Conte di bangku pelatih tim berjuluk I Nerazzurri menggantikan Luciano Spalletti jadi salah satu faktor kunci transformasi kesebelasan tersebut. 

Lantas, bagaimana Conte membuat Inter kembali menjadi tim yang patut dimasukkan ke dalam bursa perburuan titel juara Serie A Liga Italia musim ini?

Salah satu faktor kunci adalah formasi yang diterapkan Conte di Inter. Conte menerapkan formula tiga bek dalam formasi 3-5-2. Jika dibedah, tiga pemain di belakang cenderung merupakan bek tengah murni atau full back yang diposisikan sebagai center back

Lima pemain di tengah menjadi tiga, yakni dua wing-back, dua gelandang tengah, dan satu gelandang bertahan. Sedangkan di depan ada dua orang penyerang.

Idealnya, di bagian belakang, ada Diego Godin, Milan Skriniar, dan Stefan De Vrij. Sedangkan lima pemain di tengah diisi oleh Kwadwo Asamoah di sebelah kiri, Antonio Candreva di sisi kanan, serta Stefano Sensi dan Nicolo Barella sebagai gelandang tengah, serta Marcelo Brozovic selaku gelandang bertahan. 

Lalu, di depan ada duet Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez. Tak ketinggalan, Samir Handanovic yang mengemban ban kapten menjadi pilihan pertama di bawah mistar.

Dengan komposisi pemain yang dimiliki, Conte mampu meneruskan magis formasi 3--5--2 yang sudah dibuktikannya kala menukangi Juventus, Chelsea, dan Italia. 

Di sektor pertahanan, Diego Godin sudah tidak diragukan lagi kemampuannya. Pengalaman dan mentalnya tentunya dapat mematangkan kemampuan Skriniar (24 tahun) dan De Vrij (27 tahun). Godin juga memiliki ketenangan dalam mengontrol dan menggiring bola. 

Lalu, Skriniar yang disebut sebagai salah satu bek tengah terbaik di Serie A Liga Italia kuat dalam passing. Hal tersebut ditunjang dengan kemiripan gaya bermainnya dengan De Vrij yang sama-sama senang melakukan operan-operan pendek.

Kemampuan ketiganya menjadi fondasi yang kuat terhadap bagaimana Inter membangun serangan. Tak jarang Inter memamerkan ketenangannya ketiga pemain bertahannya dalam membangun serangan dari bawah dimulai dengan operan pendek dari tendangan gawang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline