Lihat ke Halaman Asli

Kuning Hitam

Komunitas Ranggon Sastra

Puisi | Kembalinya Penjaja Koran

Diperbarui: 12 Februari 2020   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com by meineresterampe

Matahari menggelapkan setumpukan kata
kepulangannya mendatangkan suara lelah
menebarkan jelaga di sekitar lampu merah.
Seorang penjaja koran membaca jajaannya

   "Makin edan, pabrik racun tikus akan ditutup"
ucapnya setelah membaca topik utama.
Ia memekik-mekik ketakutan
menjajakan korannya di tengah keringat kendaraan.
   "Bahaya! Bahaya! Pabrik racun tikus akan ditutup
Bahaya! Bahaya! Rumah akan habis digerogoti
Bahaya! Topik utama koran kali ini edan
Kalian harus baca! Kalian harus tahu!
Ayo! Beli koran gratis bayang-bayang bencana"

Ia mengeluh di atas trotoar
koran yang ia jajakan masih berat dalam pangkuan tangan.
Sambil memikirkan bagaimana nasib rumah mereka
yang tak mau membeli koran-korannya

Hari makin gelap.
Bulan menuntun keadaan.
Angin malam membalikkan lembaran koran
terpampang jelas lowongan pekerjaan.

Si penjaja koran bosan dengan keadaan.
Tergoda dengan halaman yang mendatangkan lowongan
   "Mengingat aku masih punya ijazah SMA, tidak salahnya mencoba" ucapnya.
Sambil melangkah pulang, ia bawa segenggam peluang

Hari baru mulai menjelma.
Matahari selalu tepat waktu.
Si penjaja koran tak lagi membawa koran.
Melangkah di trotoar menuju perusahaan
dengan map lusuh berisi persyaratan

Tiba di muka tujuan
Ia masuk perlahan menuju meja bertuan
memberikan lamaran kepada petugas perempuan
   "Tunggu sebentar nanti ada giliran" ucap petugas perempuan

Sambil menunggu giliran
Si penjaja koran yang tak lagi membawa koran menyiapkan jawaban.
Tak lama Ia dapat giliran
masuk ke dalam ruangan

   "Apa yang bisa anda lakukan dengan ijazah SMA?" tanya HRD.
   "Saya bisa menjual koran, saya bisa membuat kopi, saya bisa mengepel, bersih-bersih dan apapun yang ibu pinta akan saya lakukan" jawab si penjaja koran yang tak lagi membawa koran.
   "Baiklah, anda bisa mulai bekerja hari ini. Silahkan ambil seragam di belakang dan peralatan lainnya, lalu mulailah bekerja!" perintah HRD

Hari hari terus menjadi baru.
Matahari selalu tepat waktu.
Si penjaja koran yang tak lagi membawa koran makin baik bekerja
selalu dipuji dan dipuja

Ia naik tingkat menjadi atasan
makin naik makin tergoda jabatan
makin tergoda jabatan makin gelap pandangan
makin gelap pandangan makin banyak yang diselipkan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline