Lihat ke Halaman Asli

Muara Alatas Marbun

Alumni U Pe' I

Bagaimana Tokoh Katolik Hidup Dekat dengan Kemiskinan ?

Diperbarui: 4 Januari 2020   02:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum saya berbicara mengenai inti dari judul artikel ini, kita tentu harus mem-"bonsai" pemikiran kita mengenai kemiskinan dan apa yang tengah terjadi pada mereka.

Menurut BPS (2019), jumlah orang miskin di Indonesia mengalami penurunan baik itu dilingkup desa maupun kota, meskipun jika dilihat dari persenannya itu kurang signifikan.

Dalam artikel ini, kemiskinan bisa diartikan sebagai kondisi seseorang yang pendapatannya dibawah $1 (kurang lebih Rp. 15.000) per hari, dan juga bisa dicirikan dengan nasibnya yang kurang beruntung (contohnya jadi 'warga jalanan').

sumber : Badan Pusat Statistika

Orang yang mengalami kemiskinan yang punya niatan hidup pasti akan berpikir dengan keras mengenai teknis bertahan hidup dengan keadaan yang serba terbatas.

Tetapi di balik hal yang memprihatinkan tersebut, ada suatu nilai yang tak ternilai yang perlu kita ilhami sebagai bagian dari memaknai hidup sebagai sesuatu yang berharga, yaitu bersyukur dan selalu berusaha. Hal-hal batiniah ini selalu didengungkan dalam khotbah-khotbah keagamaan, tapi bagaimana kita bisa mendapatkan nilai tersebut secara langsung sehingga kita bisa mendalaminya dalam hati?

Tokoh-tokoh terkenal seperti Bunda Teresa, Sri Paus Fransiskus, dan A. Soegijapranata bisa mencontohkan bagaimana mereka menggunakan hidup abdi pada Tuhan dengan hidup dekat bersama orang-orang miskin.

A. Mengajarkan bahwa kebutuhan dasar manusia adalah hal yang terpenting

Pengertian mengenai kebutuhan dasar manusia bisa bermacam-macam, termasuk menurut Winarno (1991) yang menyebutkan bahwa kebutuhan dasar manusia terdiri dari pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan.

Bunda Teresa menyadari akan hal itu dan menggunakan pengetahuannya dalam hal kesehatan dan kebersihan diberikan kepada kaum kelas rendah di Kalkuta, India (van Wyhe, 2015).

Perjuangannya di Kalkuta dalam membentuk sekolah, layanan kesehatan hingga pada akhirnya banyak pakar farmasi hingga Sri Paus pun memberikan bantuan moril merupakan suatu buah dari karya kedekatan Bunda Teresa yang mengikuti jalan Tuhan untuk melayani kaum termiskin di antara yang termiskin.

B. Tetap sederhana apapun jabatannya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline