Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Tokoh Katolik Hidup Dekat dengan Kemiskinan ?

4 Januari 2020   01:57 Diperbarui: 4 Januari 2020   02:36 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paus Fransiskus merupakan seorang Sri Paus yang masih aktif hingga artikel ini terbit dan kehidupan sederhananya tetap dikenang hingga saat ini.

Dalam buku biografinya (Escobar, 2016), di kala ia masih menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Jose Bergoglio selalu menyempatkan dirinya untuk menghadirkan pelayanan religius di berbagai kawasan miskin di area keuskupannya, bahkan tak malu menggunakan kendaraan umum semacam bus dengan penumpang umum lainnya untuk mencapai daerah tersebut.

Ditambah lagi, ia diceritakan jarang menghadiri acara yang dipenuhi para pejabat berduit semacam kegiatan amal dan menyadari bahwa prioritasnya adalah untuk mereka yang miskin

C. Tidak tertutup untuk golongannya saja

Diari Mgr. Albertus Soegijapranata (dalam Subanar, 2003) penting untuk melihat kiprah tokoh Kristen Katolik semasa Revolusi Fisik (1945-1949) dimana ia beserta anggota keuskupannya juga turut berjuang dengan apa yang ia bisa untuk tidak tunduk pada kuasa agresi militer Belanda.

Dalam diari tertanggal 1-10 Januari, sang uskup seringkali hilir mudik ke berbagai daerah sekitaran Yogyakarta untuk memantau kondisi jemaatnya, bahkan terlibat untuk memberikan saran kepada Sultan Hamengkubuwono IX untuk tetap berada di Keraton dan tidak terlibat geriliya di hutan-hutan di Pulau Jawa.

Meskipun ia tokoh penting (yang punya koneksi langsung dengan Vatikan) bisa saja mengungsi keluar dari Revolusi Fisik, tapi ia tetap tinggal dan melayani dengan kekurangan yang ada dan setia pada perjuangan yang ia percayai, yaitu perjuangan bangsa Indonesia.

Apa yang bisa dipetik makna dari tiga bentuk kedekatan ketiga tokoh ini dengan bentuk kemiskinan di masyarakat ? jawabannya adalah tetap menyadari sekitar kita. Penurunan jumlah penduduk miskin, dan perkembangan ekonomi dan daya beli --serta standar hidup masyarakat yang makin tinggi---belum tentu menjadi tolak ukur bahwa setiap penduduk itu sudah mandiri sehingga tidak perlu diberi bantuan yang berarti setiap saat. Namun, ketiga tokoh ini lebih memilih untuk terjun langsung tanpa terpaku pada statistik tentang "penurunan", namun kepada "ada atau tidaknya" penduduk miskin.

Dia tidak meninggalkan masyarakat yang masih timpang akan ketidakadilan masyarakat, tapi mereka hidup untuk berjuang untuk mereka yang berjuang untuk hidup.

Sumber :

  • Escobar, M. (2016). Fransiskus: Manusia Pendoa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  • Pusparisa, Y. (2019). Jumlah Penduduk Miskin di Desa dan Kota Mengalami Penurunan. [Online]. Diakses dari: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/12/20/jumlah-penduduk-miskin-di-desa-dan-kota-mengalami-penurunan.
  • Subanar, G.B. (2003). Kesaksian Revolusioner Seorang Uskup di Masa Perang. Yogyakarta: Galang Press
  • van Wyhe, M. (2015). Vocation of Faith: The Influence of Mother Teresa on Christian Nursing. Journal of Christian Nursing, Part 1. 32(2). 124. DOI: 10.1097/CNJ.0000000000000166
  • van Wyhe, M. (2015). Vocation of Faith: The Influence of Mother Teresa on Christian Nursing. Journal of Christian Nursing, Part 2. 32(3). 187. DOI: 10.1097/CNJ.0000000000000189

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun