Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Natal, Jokowi, dan Dagelan Natalius Pigai

Diperbarui: 29 Desember 2022   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo mengucapkan Selamat Natal kepada umat Katolik di Katedral Bogor, Minggu 25 Desember 2022 (Foto: Sekretariat Presiden via detik.com)

Kasih dan damai. Itu dua kata kunci makna Natal bagi umat Kristiani. 

Makna Natal itu sederhana dan, karena itu, indah. Yesus lahir sebagai wujud kasih dan, atas dasar itu, untuk mewujudkan damai di bumi. 

Dengan demikian momen Natal adalah momen kasih dan damai. Itu sebabnya pada saat Natal, pihak-pihak yang berperang, sekalipun ateis, sepakat gencatan senjata. Tak ada peluru untuk musuh.

Juga berhenti bertindak jahat.  Semacam bom bunuh diri di gereja, larangan merayakan Natal, gangguan terhadap peribadatan, dan ujaran-ujaran permusuhan.  Haram hukumnya saat Natal.  

Natal itu kasih dan damai.  Sesimpel itulah.

Dalam konteks itu pulalah kunjungan Presiden Jokowi ke Gereja Katedral Bogor pada momen Natal hari Minggu 25 Desember 2022 lalu mesti dipahami. 

Istana, Balaikota, dan Katedral itu bertetangga dekat. Satu terlihat dari lainnya. Jarak antara ketiganya satu sama lain tak sampai sepenghisapan rokok.

Presiden Jokowi tahu pada Minggu pagi itu umat Katolik sedang beribadah Natal di Gereja Katedral.  Sebagai Presiden wajarlah dia mengunjungi rakyatnya untuk mengucapkan selamat Natal. 

Jokowi sekalian mengajak Walikota Bima Arya, tetangganya, ikut serta ke Katedral. Umat Katolik Katedral itu kan warga Bima Arya juga.

Maka terjadilah momen kasih dan damai itu. Disambut gempita umat, Jokowi memasuki Katedral Bogor, dan menyampaikan ucapan Selamat Natal.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline