Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Admin Kompasiana, Dengarlah Keluhan Kompasianer

Diperbarui: 19 Maret 2021   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari awalbros.com

"Barang siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan."

Ujaran itu bisa ditujukan kepada siapa saja, tetapi secara khusus relevan kepada penguasa yang tegar tengkuk.

Penguasa sejatinya bertindak atas dasar wewenang yang melekat padanya. Tapi jangan lupa, wewenang itu hanya boleh bekerja atas dasar pengakuan pihak yang dikuasai. Jika tidak demikian, maka wewenang berubah menjadi tirani.

Seorang tiran adalah sosok tegar tengkuk, kepala batu. Sesuatu yang batu tidaklah bertelinga, sehingga mustahil mendengar.

Telinga tiran kepala batu tinggal daun tanpa fungsi. Tak bisa lagi mendengar, karena sudah terlalu lama takterpakai. Itu namanya disfungsi. Persis anulaki jomlo yang kelamaan menganggur, lalu lupa cara berdiri.

Karena itu, menjadi penguasa hendaklah pakai telinga. Agar sepasang kuping itu tak berubah menjadi kuping gajah. Cuma tanaman hias yang tumbuh dalam pot.

***

Setiap orang adalah penguasa untuk konteks spesifik diri. Seperti penodong juga adalah penguasa ilegal yang bertindak atas dasar ujung belati di perut korban.

Begitupun dengan Admin K(ompasiana). Dia adalah penguasa untuk konteks jagad Kompasiana.

Dari mana datangnya kuasa Admin K? Dari atasannya di Grup Kompas-Gramedia. Itu namanya pelekatan wewenang legal-formal, ditandai surat keputusan pengangkatan jabatan dan kontrak kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline