Permasalahan sosio-ekonomi yang terus meningkat di Angola memberikan dampak nyata dalam kehidupan masyarakat, seperti kesehatan sosial yang menurun drastis, krisis air bersih dan penyakit menular berbahaya yang terus menghantui masyarakat.
Hal ini bermula pada kesalahan sistem kinerja pemerintah Angola dalam mengelola sumber daya alam serta keuangan negaranya dikarenakan beberapa pejabat dalam pemerintahan melakukan korupsi.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Angola juga merupakan salah satu aktor besar dalam perdagangan minyak di dunia dan ditambah mineral lainnya yang berlimpah.
Namun tidak menutup kemungkinan membuat sistem tersebut berjalan lancar dalam menahan beberapa kepentingan pribadi pengelola sumber daya alam untuk melakukan tindak korupsi secara besar dan hal ini juga bisa dilihat karena dalam hitungan per-hari Angola yang dapat menghasilkan minyak sampai 1,3 juta barel.
Diperkirakan jumlah uang sebanyak 28 miliar. penulis mencoba membedah dan mengkaji kembali apa penyebab energi security di Angola yang membuat negara memiliki banyaknya permasalahan
Latar Belakang
Angola merupakan salah satu negara besar di Afrika dengan perkiraan luas sebesar 1.250.00 kilometer persegi dan terbagi menjadi 18 provinsi.
Meskipun luas akan tetapi populasi di Angola relatif sedikit. Negara ini terletak di bagian barat benua Afrika dan masuk dalam wilayah lingkaran hutan hujan tropis di bagian utara khatulistiwa, lalu di sebelah selatan berdekatan dengan Gurun Namibia, dan juga Republik Kongo di utara.
Dari segi geografis negara ini berada pada zona iklim tropis belahan bumi selatan dan mendapat iklim Mediterania ringan di sepanjang garis pantai.
Hal ini membuat Angola menjadi negara dengan sumber daya alam yang melimpah sehingga membuatnya menjadi salah satu negara Afrika terkaya dalam hal sumber daya alam. Terlebih cadangan minyak yang dimiliki oleh Angola cukup banyak dan membuat Angola menjadi produsen minyak terkemuka di tingkat internasional.
Tidak hanya minyak yang terdapat di daratan Angola akan tetapi juga emas, chrome, iron, platinum, nikel dan beragam mineral lainnya. Padahal pada tahun 2000-an beberapa pakar ekonomi mengatakan bahwa negara ini tidak memilki harapan untuk memajukan benua Afrika.