Lihat ke Halaman Asli

Menyikapi Pembakaran Al-Quran

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai umat Islam meyakini Al Quran sebagai pedoman dan petunjuk hidup. Wahyu Allah yang dituangkan dalam 30 Juz, 114 surah dan 6.666 ayat itu  merupakan sebuah konsep keteraturan untuk kehidupan manusia, aturan yang sempurna bagi yang meyakininya dan tidak dapat ditawar lagi, karena merupakan firman langsung dari Allah SWT yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.

Seiring berjalannya waktu, selain menjadi petunjuk dan pedoman hidup, Al Quran perlahan menjadi sebuah Simbol Utama Islam, sama halnya Kitab Injil utk Nasrani atau Kitab Weda untuk Hindu. Simbol simbol ini diyakini suci baik dari isi dan fisiknya. Penghormatan serta penghayatan kitab-kitab tersebut seyogyanya di tujukan kepada content dari kitab tersebut dengan cara mempelajari, mendalami serta mengamalkannya, tetapi kadang terjadi kesalahfahaman atau budaya yang terus berkembang di masyarakat beranggapan bahwa yang suci adalah bentuk fisiknya (kertas) bukan isinya.

Pembakaran Alquran di Springfield Florida kemarin secara simbolik memang menyakiti hati umat islam, sebuah usaha keji yang bertujuan menghina dan menistakan kitab suci Al Qur'an, dan sebagai simbol kebencian terhadap Islam oleh segelintir orang-orang yang tidak memahami dengan baik bagaimana dan apa itu islam, tetapi seolah-olah menjadi sebuah kebencian global oleh orang-orang diluar Islam yang di blow up media sebagai bahan berita yang "berharga".

Sebagai umat Islam memang kita harus mengambil sikap atas kejadian ini, mungkin dengan melakukan protes, berkomentar di situs jejaring sosial, tetapi janganlah kita membalas kekejian dengan kekejian. Mari kita berfikir jernih, apa yang dilakukan segelinitir orang ini bukanlah wakil dari orang-orang diluar Islam, yang mereka berusaha musnahkan adalah Fisik dari Al Quran, karena  mereka tidak akan pernah mampu memusnahkan isinya yang senantiasa dijaga oleh Allah sebagaimana janjinya dalam Al Quran itu sendiri. Kita anggap saja bahwa mereka melakukan itu karena mereka tidak mengenal Islam dengan baik, mereka hanya menerima informasi dari media-media, menuduh Alquran sebagai penyebar kebencian, menuduh Islam sebagai Teroris, tapi kita jangan terprovakasi dengan upaya-upaya seperti itu, begitu kita bereaksi melawan kekejian dengan kekejian, maka mereka akan punya alasan kuat untuk membenarkan teori-teori mereka. Kejadian ini pun telah menunjukkan siapa yang menebar kebencian, jadi marilah kita lebih menjadi orang-orang yang bersabar.

Materi yang mereka bakar tidak lebih dari lembaran2 kertas tercetak sebagai visualisasi ayat2 Al Quran,  simbol-simbol berupa buku/kitab itu adalah buatan manusia yang akan sewaktu-waktu bisa rusak atau musnah, tapi sekali lagi ISInya lah yang tetap abadi sebagaimana Janji Allah SWT. Mereka bisa membakar selembar, ratusan lembar bahkan jutaan lembar kertas2 cetakan itu, tapi Demi Allah, mereka tidak akan mampu memusnahkan AYAT AYAT SUCI Al Qur'an, mereka tidak akan mampu meredam semangat para Mujahid2 Allah. Mereka tidak akan mampu melenyapkan ajaran-ajaran luhur Nabi Besar Muhammad SAW.

Islam tidak mengajarkan kekerasan, islam tidak menyebarkan kebencian, sikap mengalah bukan berarti kalah, biarkan mereka berkoar Islam itu keji, kita tunjukkan bahwa islam penuh dengan kasih sayang, biarkan mereka berteriak Islam menebarkan kebencian, kita tunjukkan bahwa Islam itu damai, biarkan mereka berusaha menistakan Islam, akan ada saatnya Islam harus mengambil sikap.

Mari kita sebarkan semangat damai, Peace

Wassalam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline