Lihat ke Halaman Asli

Catatan Merah Implementasi Perdana Kartu Prakerja

Diperbarui: 14 April 2020   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: cnbc indonesia

Beberapa hari lalu, pemerintah secara resmi mengumumkan pembukaan pendaftaran online kartu prakerja. Setelah sebelumnya tertunda yang seharusnya bisa lebih awal yaitu tanggal 8-9 April 2020. Namun dikarenakan ada masalah dengan situs jadi baru dibuka tanggal 11 April 2020 malam hari.

Kartu prakerja merupakan kartu yang dijanjikan oleh Presiden Jokowi dari sejak kampanye. Diharapkan dengan adanya kartu ini bisa mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan partisipasi kerja di Indonesia. Dengan memiliki kartu ini, penggunanya diberikan pelatihan sekaligus bantuan sejumlah Rp. 3,55 juta. Bantuan tersebut terdiri atas biaya pelatihan sebesar Rp. 1.000.000, uang saku Rp. 600.000 selama empat bulan, dan uang survey kerja untuk lembaga pelatihan Rp. 150.000.

Sedianya kartu prakerja diperuntukkan untuk WNI yang berusia di atas 18 tahun. Baik itu mereka yang pekerja, para pencari kerja, dan pemilik usaha UKM yang terdampak COVID-19. Jumlah dana yang dianggarkan pemerintah lebih kurang 20 trilyun. Hingga akhir tahun nanti, dengan anggaran sebesar itu pemerintah akan menjaring 5,6 juta orang yang akan mendapat kartu prakerja.

Kenyataannya Tak Seindah Teori

Mendapat iming-iming uang saku dan pelatihan, maka antusiasme masyarakat pun sangat tinggi.  Terbukti hingga artikel ini ditulis, terdapat lebih dari 2,4 juta orang telah mendaftar secara online kartu prakerja. Membludaknya jumlah tersebut ternyata masih tak sebanding dengan kapasitas server.

Tak sedikit pendaftar ramai-ramai komplain melalui media sosial karena situs yang lelet dan tak dapat bekerja dengan baik. Penulis pun mengalami hal yang sama sehingga harus terjaga tengah malam hanya untuk mendaftar kartu prakerja.  

Setelah berhasil registrasi pun, ternyata masih terdapat masalah. Menurut catatan data yang dihimpun oleh Tirto, pengguna yang berhasil melakukan verifikasi email ada sejumlah 1,06 juta orang. Sementara itu pengguna yang sampai pada tahap verifikasi NIK ada sebesar 624 ribu orang. Sisanya hanya terdapat 78 ribu orang yang lolos hingga tahap terakhir alias sudah ambil program.

Penulis sendiri merasakan betul perjuangan untuk registrasi akun. Setelah menunggu selama berjam-jam, dengan mencoba beberapa email, penulis pun berhasil lewati verifikasi email. Tiga email yang penulis gunakan tidak kunjung mendapatkan balasan email dari situs Prakerja yang berisi link verifikasi. Barulah ketika penulis mendaftar menggunakan email yang keempat, email verifikasi baru muncul.

Setelahnya penulis pun melakukan pengisian identitas. Ini pun memakan waktu seharian karena berulang kali gagal upload. Ada beberapa hal yang perlu diupload seperti foto ktp dan selfie sambil memegang KTP. Menurut laman Tirto, ini disebabkan oleh kelebihan kapasitas server. Barulah pada tengah malam, penulis berhasil mengisi identitas dan mengupload kedua foto diatas. Terakhir penulis pun berhasil melakukan verifikasi nomor hp. Karena kecapekan, penulis pun pergi tidur.

Ternyata proses pendaftaran online tidak hanya sampai di situ. Pengguna yang telah berhasil registrasi diwajibkan untuk mengikuti survey singkat. Lalu dilanjutkan dengan tes motivasi dan kemampuan dasar. Disediakan 18 soal dengan waktu jawab selama 25 menit. Soal-soal yang diujikan berupa pengoperasian matematika, pengurutan instruksi dan pemahaman bacaan non-sastra. Untuk itu, peserta disuruh menyiapkan coret-coretan untuk menjawab soal ujian.


Sayangnya penulis tidak bisa mengikuti tes online tersebut. Berdasarkan pilihan jawaban saat survey, penulis tidak diperkenankan untuk mengikuti tes. Padahal penulis sudah memberikan jawaban dengan jujur. Penulis merasa berhak dan sesuai persyaratan yang telah diberikan. Namun ternyata sistem menolak jawaban penulis dan mengatakan tidak berhak mengikuti program kartu prakerja.

source: dok. pri


Rapuhnya Koordinasi dan Ketidakjelasan Pendaftaran Kartu Prakerja
Merasa tidak menjawab salah, penulis pun berusaha mencari tahu alasannya. Ternyata berdasarkan apa yang dituturkan oleh Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja, Panji Winanteya Rudi, kepada laman CNBC Indonesia, pemilihan peserta dilakukan secara acak/random oleh sistem. Tidak dijelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan acak/random di sini. Penulis sendiri membayangkan penyebab tidak lolosnya penulis saat survey diakibatkan oleh sistem untung-untungan itu tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline