Lihat ke Halaman Asli

Moh fauzan ezha

Mahasiswa Unisa Ilmu Komunikasi

Menelisik Keindahan yang Tersembunyi di Balik Alam Morowali

Diperbarui: 24 Januari 2021   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto: Facebook/MohammedKhalil)

Yogyakata- Bicara soal keindahan tentu tak ada habisnya, begitu besar Anugerah Tuhan yang telah di ukirkan di tanah yang subur ini, bak serpihan surga yang Tuhan titipkan kepada manusia untuk dilihat, dirasakan dan dinikmati keindahannya.

Morowali adalah salah satu kabupaten yang berada di Sulawesi Tengah yang terkenal dengan Tambang Nikelnya. Jarak tempuh dari Kota Palu ke Morowali memakan waktu hingga kurang lebih 12 Jam jika berkendara menggunakan motor/mobil, dan 45 menit jika menggunakan pesawat.

Morowali mempunyai magis yang dapat menarik hati bagi siapa saja yang mengunjunginya. Ya, salah satu surga kecil yang Tuhan titipkan di alam Morowali yang konon disebut sebagai Raja Ampat nya Sulawesi yakni Kepulauan/Pulau Sombori. Pulau sombori sudah sangat terkenal bagi kalangan traveller akan tetapi ada satu ekowisata yang  baru booming belakangan ini  yang mempunyai potensi sangat baik untuk dikembangkan yakni Mangrove/permandian Bahopombine Kolono.

Desa Kolono terletak di Kec. Bungku Timur, Kabupaten Morowali. Menyimpan salah satu Ekowisata yang cukup popular yaitu Mangrove dan Pemandian Bahopombine. Ekowisata tersebut dibangun oleh BUMDES BAHOPOMBINE Desa Kolono.  Namun, hutan mengrove sudah banyak yang mati. Dan hal inilah yang perlu dicarikan solusi agar hutan mangrove dapat hidup kembali dan tetap lestari.  Atas kreativitas mereka perlu diapresiasi karena langkah kecil seperti ini dapat memberikan dampak positif bagi Ekosistem alam. Melestarikan alam tanpa merusak adalah bukti nyata dari kepedulian terhadap lingkungan. "Dananya berasal dari Dana  Desa yang dikelola langsung oleh BUMDES BAHOPOMBINE. " Ujar Mohammed Khalil, pemuda Desa Kolono. Ditambahkan oleh Winda Suci Ramadani Si Gadis Desa Kolono"  tempatnya sangat indah, biasa dijadikan spot foto dan hunting buat anak-anak hits".

Potensi pengembangan ekowisata ini perlu mendapatkan perhatian khusus sambil diimbangi dengan target ekowisata yaitu eco-sustainable antara ekonomi, sosial-budaya, dan alam harus dilakukan secara optimal agar lestari. Salah satu upaya kecil yang dapat dilakukan dengan mengedukasi masyarakat mengenai ekowisata itu sendiri serta melakukan restorasi Hutan Mangrove, dan penanaman kembali Hutan Mangrove. Aktivitas Ekowisata ini secara tidak langsung akan membutuhkan peran masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian dan mengembangkan potensi positif untuk perkembangan keanekaragaman hayati. Dengan begitu, salah satu kegiatan rekreasi sangat berperan besar dalam pemberdayaan dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline