Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Faiz Attoriq

Kontributor lepas

Andai Kita Bisa Memilih Takdir

Diperbarui: 13 Februari 2023   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andai takdir bisa dipilih, tidak ada lagi yang mengeluh takdir buruk. (Foto: Unsplash.com/Gadiel Lazcano)

Setiap manusia dilahirkan dengan kondisi yang sudah ditetapkan dan tidak pernah diberitahukan sebelumnya.

Ada yang dilahirkan dalam keluarga tajir melintir, tidak sedikit pula yang dilahirkan dengan penuh penderitaan.

Ada yang dilahirkan punya takdir berwajah rupawan, ada juga yang akan ditakdirkan akan tidak rupawan sekali pun dirawat hingga menjual rumah dan tanah.

Ada yang ditakdirkan hidupnya cukup banyak takdir baik, tetapi tidak sedikit juga jika ditakdirkan hidup terlalu banyak penderitaan.

Ada yang hidupnya selalu beruntung, tetapi ada juga yang hidupnya selalu tidak bisa lepas dari kesialan.

Bahagianya yang dari lahir punya takdir baik, ada yang sedih sebab dilahirkan dalam kondisi seakan semesta tidak menghendaki kelahirannya.

Bagi yang selalu merasa hidupnya penuh sial, selalu ada harapan agar bisa memilih sendiri sebelum dilahirkan.

Atau setidaknya pulang ke masa lalu dan memperbaiki titik-titik bagian hidup berbekal masa depan yang penuh cerita buruk.

Bahkan, ada yang ekstrem, jika mereka disuguhkan nanti hidup yang diperankan penuh atau ada satu hal yang menderita, mereka memilih tidak pernah dilahirkan.

Sayangnya, kita tidak pernah diberikan kesempatan untuk memilih, kita disuruh harus menjalaninya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline