Lihat ke Halaman Asli

mohammad hafidz

Hafidz carrman

Ketika Hobi Menjadi Hoki

Diperbarui: 11 Desember 2019   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Masalah krusial yang masih melonjak tinggi di Indonesia adalah perihal pengangguran terbuka. Menurut survie Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran pada tahun 2019 mencapai 6,82 juta orang dan kebanyakan adalah dari kalangan pemuda.

Sebenarnya, Tidak dapat dipungkiri peran pemuda dalam pembangunan ekonomi sangat sentral dalam suatu negara. Selain itu juga peran pemuda sangatlah strategis dalam perubahan masyarakat, karena pola berpikir intelektual cukuplah tinggi. Berdasarkan Survie Penduduk Antar Sensus (supas) indonesia tahun 2019 diproyeksikan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa.

Indonesia pada saat ini sedang menikmati bonus jumlah usia produktif lebih banyak dari pada usia tidak produktif hingga mencapai 68% lebih dari total populasi keseluruhan.

Walaupun jumlah usia produktif indonesia sangat banyak, peran pemuda akan sia-sia jika pemuda tidak memahami pentingnya kewirusahaan sebagai kekuatan utama peningkatan ekonomi bangsa. Angka pengangguran di kalangan pemuda indonesia yang begitu tinggi, bukan berarti indonesia tidak mempunyai pengusaha-pengusaha sukses dimasa muda. 

Seperti halnya menteri pendidikan indonesia saat ini 'Nadhim Makarim', ia sukses dimasa muda dengan mengembangkan usaha berbesik ilmu teknologi berupa ojek online, yang terkenal dengan sebutan "Gojek". Selain nadhim makarin indonesia juga masih banyak lagi mempunyai para pengusaha-pengusaha sukses di usia produktif disegala bidang usaha, baik dari kalangan pemuda desa maupun pemuda kota.

Rizki Nugroho Salah satu contoh lain pemuda produktif yang sukses dimasa muda. pemuda berusia 22 tahun berasal dari kecamatan kayen Pati-Jawa Tengah yang sukses dimasa mudanya yang bisa dijadikan inspirasi para kaum muda.

Melalui hobinya mencukur rambut teman maupun saudaranya di kampung, hingga berlanjut untuk mencoba keberuntungan dalam membuka usaha babershop (potong rambut). Mungkin banyak yang tidak menyangka kalau ia memulai usaha babershop dari kelas 2 SMA sampai dengan sekarang kurang lebih 5 sampai 6 tahun lamanya.

Bukan pekara orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya. namun, demi meminimalisir (mengurangi) kebiasaannya bermain tanpa arah tujuan, itulah yang menjadi motivasi ia untuk membuka usaha babershop (tukang cukur). Hobi yang dijadikan pekerjaan membuat ia melakukan pekerjaan babershop dengan rasa enjoy. perihal mendapat keuntungan itu bukan prioritas utama dalam prinsipnya.

Prinsip yang di yakini ialah "jangan berpikir hanya uang tapi yang dipikirkan adalah kepuasan pelanggan, uang belum pasti membawa pelanggan puas, tapi kepuasan pelanggan sudah pasti membawa uang". Bukti dari berpegang teguh dengan prinsip tersebut ialah, dia dapat membeli motor sendiri, membeli apapun dengan uang sendiri dan yang paling mengagumkan adalah dia mempu menambah biaya sendiri dalam sekolah berbahasa korea.

Menurut dia hobi memotong rambut merupakan sebuah seni yang tidak semua orang mau mendalaminya.

Karena sebagai tukang potong rambut harus memiliki kesabaran yang tinggi dan mampu memahami model terbaru gaya rambut dan karekter-karakter rambut di setiap pelanggan, Karena setiap pelanggan jenis rambut tidaklah sama. mulai dari yang bergelombang, keriting, lurus dll. Selain itu juga sebagai tukang cukur harus memikirkan kepuasan semua pelanggannya dengan meminalisir kesalahan-kesalahan saat memotong rambut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline