Lihat ke Halaman Asli

Studi In Silico Theaflavin Teh Sebagai Obat Covid

Diperbarui: 5 Maret 2024   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Studi In Silico, Prof. Dr. Ari Yuniastuti, SPt, M.Kes/dokpri

Gagasan dan inovasi para sivitas akademika bisa menjadi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat dan akan membawa Indonesia menjadi negara maju. Seperti yang dilakukan oleh dosen Program Studi Biologi Universitas Negeri Semarang (UNNES) yakni Prof. Dr. Ari Yuniastuti, SPt, M.Kes. Dosen dengan kepakaran bidang Biologi Molekular, yang biasa disapa Ari telah meneliti daun teh untuk dijadikan bubuk Theaflavin dan Oolonghomobisflavan-A sebagai Obat Covid.

Prof Ari menyampaikan bahwa riset kolaborasi bersama Tim Peneliti dari Vokasi Undip seperti Mohamad Endy Yulianto, Dr. Dadan Rohdiana, Dr.Eng Vita Paramita, ST, MM, M.Eng, Hermawan Dwi Ariyanto, ST, M.Sc, Ph.D, Dr. Indah Hartati, Mega Mustikaningrum, ST, MT dan Retno Dwi Nyamiati, ST, MT berfokus pada penanganan penyakit covid 19. 

Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 (2020–2021) dengan pendanaan LPDP merupakan gagasan program nasional dari BRIN. Riset yang bertemakan “Produksi Oolonghomobisflavan-A dan Theaflavin-3-O-Gallate Terenkapsulasi dalam Membran Cair Emulsi Nano Liposom sebagai Inhibitor Potensial SARS-CoV-2 Mpro“ merupakan konsorsium riset dari berbagai bidang dan kepakaran.

Penelitian ini didorong atas keprihatinannya terhadap penyakit pernapasan akut, disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 yang telah menyebar ke seluruh dunia. Pengembangan proses produksi farmasitikal oolonghomobisflavan-A dan theaflavin-3- O-gallate terenkapsulasi dalam membran cair emulsi nano liposom merupakan kebaruan riset ini bersama Tim. 

Senyawa bioaktif oolonghomobisflavan-A dan theaflavin-3-O-gallate merupakan komponen-komponen penting dari 65 senyawa dalam tah hitam. Oleh karenanya perlu studi In Silico senyawa oolonghomobisflavan-A dan theaflavin-3-O-gallate untuk mengetahui tingkat prospektivitas dalam memblokir sisi aktif katalitik protease utama (Mpro) pada SAR-CoV-2, tutur Ari.

Ari menjelaskan bahwa studi dengan bantuan komputer atau in silico yang menggunakan teknik komputasi dalam proses penemuan obat digunakan untuk merampingkan dan mempercepat identifikasi hit dan proses optimasi hit-to-lead . Salah satu metode in silico merupakan molecular docking atau docking. 

Docking adalah metode yang memprediksi orientasi dari satu molekul dengan molekul lain ketika terikat satu sama lain untuk membentuk kompleks yang stabil. Docking digunakan untuk memprediksi binding affinity suatu molekul ligan dengan molekul protein target.

Ari juga menyatakan bahwa semakin negatif afinitas pengikatan maka semakin kuat dan stabil ikatan antara ligan dan reseptor. Semakin kecil nilai afinitas pengikatan maka semakin tinggi pula afinitas ikatan antara reseptor dengan ligan, dan sebaliknya, semakin besar nilainya, semakin rendah afinitas pengikatan maka afinitas ikatan antara reseptor dan ligan. 

Ikatan hidrogen memiliki peran penting dalam menentukan nilai binding affinity karena ikatan ini memiliki energi yang lebih kuat daripada ikatan hidrofobik. Ikatan hidrogen memiliki energi yang lebih tinggi daripada interaksi hidrofobik dengan nilai 1-7 kcal/mol dengan 1 kcal/mol. Namun, ikatan hidrofobik juga penting dalam menjaga stabilitas ikatan.

Hasil kajian docking senyawa theaflavin-3’-o-gallate telah diperoleh binding affinity sebesar -6,3 kcal/mol. Hasil docking menunjukkan nilai binding affinity senyawa oolonghomobisflavan lebih tinggi dibanding kontrol dengan mununjukkan 4 ikatan hidrogen pada residu asam amino TyrA:239, LeuA:287, ThrA:199, dan LysA:137. 

Akan tetapi, senyawa theaflavin-3’-o-gallate menunjukkan interaksi yang sama dengan kontrol yaitu LysA:137, dimana pada senyawa membentuk ikatan hidrogen tetapi pada kontrol hanya membentuk interaksi alkyl bond. Asam amino pada hasil docking antara ligan dengan kontrol menunjukkan bahwa ligan berpotensi sebagai senyawa pengganti control, terang Prof Ari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline