Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Ngimpi, Kerja Belum Selesai, Belum Apa-apa

Diperbarui: 6 Oktober 2021   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Kompasiana

Belum kering air mata kesedihan yang sangat dalam ketika Indonesia dipukul Malaysia dan dipaksa angkat koper di bagian awal pertandingan Piala Sudirman. Dan, semua itu memang sudah dapat diprediksi. Hanya orang bodoh yang masih berharap keajaiban. Orang pintar lebih senang bekerja keras. 

Kebiasaan lama yang harus segera diakhiri. Selalu melihat kenyataan sebagai kenyataan. Kemudian hadapi dengan telaah yang ilmiah. 

Jangan sampai kekalahan hanya dianggap sebagai kesialan. Akhirnya, kembali bekerja biasa biasa saja. Terus kalah lagi, dan kembali lagi berkata bahwa semua itu kesialan. 

Ada seorang teman yang bekerja keras tapi tidak cerdas. Maka, dia habiskan banyak tenaga hanya untuk sebuah kekalahan. Maka, saya bilang padanya, bekerja cerdas lebih dibutuhkan daripada kerja keras. Kuli panggul bekerja keras tapi hasilnya hanya cukup untuk hidup hari itu. Tapi lihat mereka yang bekerja cerdas. 

Jika pengurus PBSI gagal berarti tidak becus bekerja. Tidak usah angkuh untuk terus merengkuh. Lepaskan saja. Biar orang lain yang lebih mampu untuk mengurusnya. 

Olahraga modern bukan hanya urusan olahragawannya belaka. Peran pengurus organisasi olahraga juga penting. Tapi sayang, tak ada moral kuat untuk merasa bersalah karena kalah. Kalah, lagi lagi cuma dianggap sebuah kesialan belaka. 

Sudah saatnya mentalitas itu berubah. Olahragawan bekerja cerdas. Dibantu dengan sikap ilmiah. Kekalahan ada ketakmampuan untuk bekerja cerdas. Kekalahan berarti ketidaksiapan untuk menang. 

Organisasi olahraga juga tidak boleh dijadikan kerja sambilan belaka. Organisasi olahraga harus dikelola secara profesional. Omong kosong kerja profesional dikerjakan sambilan. 

Sudah saatnya kita akhiri mimpi kita. Kondisi pebulutangkis kita sudah keok bahkan dari Malaysia. Memalukan. Sangat memalukan. 

Mendapatkan Tomas atau Uber adalah mimpi paling mblangsak di tengah pemain pemain yang sudah terlihat kehilangan gairah. Lihat fakta itu. Perbaiki. Dengan kerja cerdas, tentunya. Bukan omong kosong tai kucing segala. 

Malu banget melihat kekalahan dari Malaysia dalam perebutan Piala Sudirman. Cukup mimpinya, Bro. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline