Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Korona dan Musibah dalam Sebuah Dongeng

Diperbarui: 24 Maret 2020   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pri

Seekor belakang kelaparan. Tak memiliki makanan untuk dimakan.  Nyaris pingsan. Belalang datang ke rumah semut.  Belalang minta dikasihani. Belalang tahu bila semut memiliki banyak makanan. 

Seekor kancil terjebak di sebuah lubang yang cukup dalam.  Kancil tak mungkin keluar dari lubang tersebut. Kancil sudah berteriak teriak minta tolong, tapi tak ada satu binatang pun yang mau menolongnya. 

Macan itu terjebak dalam jerat. Macan kuat, memang. Tapi, ketika salah satu kakinya terjerat, tenaga dan kekuatan yang dimilikinya seakan tak berguna sama sekali. 

Dalam setiap dongeng selalu si tokoh terjebak dalam sebuah masalah.  Dan persoalan yang dihadapi tokoh dalam dongeng pasti disebabkan kesalahan dirinya sendiri. 

Belalang kelaparan karena dia malas bekerja ketika musim kemarau sehingga kelaparan di musim hujan.  Kancil tak ada binatang lain yang mau menolong nya karena teman teman kancil tahu sekali setiap berbaik hati terhadap kancil makan selalu dibohongi.  Macan selalu menyombongkan kekuatan yang dimilikinya.  Seolah-olah, kekuatan itu tak akan ada yang bisa menandinginya. 

Ada pesan moral yang sangat dalam di dalam dongeng dongeng tersebut.  Artinya, jika tak ingin bermasalah maka kita harus sering bercermin diri. 

Apa relevansinya dengan korona yang saat ini sedang melanda jagat ini? 

Korona adalah kesalahan kita.  Kita sering abaikan terhadap kesehatan.  Seolah-olah, kesehatan sudah merupakan sesuatu yang terberikan.  Padahal seperti makanan yang tak dimiliki Belalang, kesehatan harus diusahakan sebagaimana makanan juga tak akan datang sendiri tanpa usaha. 

Korona adalah sikap kita yang tak memandang kejujuran sebagai inti kehidupan.  Bahkan banyak persoalan yang hadir dari sebuah titik awal ketidakjujuran kita sendiri.  Kita sering memanipulasi banyak hal demi kepentingan sesaat.  Seperti kancil yang kemudian kehilangan kredibilitas nya di mata teman teman nya.  Seharusnya, pemimpin kita juga berlaku jujur, sehingga rakyat percaya setiap apa yang dikatakan mereka. Bukan malah meledeknya karena berprasangka pasti akan dibohongi untuk kesekian kali. 

Sombong itu tak pernah diperbolehkan. Kesombongan akan melenakan.  Macan yang sombong akan terjebak akibat kesombongannya.  Setiap kesombongan pasti akan melahirkan sikap ketidahhayihatian belaka. 

Negara ini besar, tapi tidak bisa di sombongkan tak mungkin terpapar korona.  Korona bisa menukik ke mana saja. Apalagi pada setiap jengkal kesombongan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline