Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Mengecat Rumah Nenek

Diperbarui: 5 Mei 2019   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hal yang wajib dilakukan nenek saat menjelang Ramadan adalah mengecat rumah nya.   Setahun sekali,  cucu cucunya bergantian datang mengecat rumah Nenek. 

Nenek tinggal sendiri.   Tak mau bergabung di rumah salah satu anaknya.   Entah kenapa.  Tapi,  saya perhatikan, hampir semua nenek nenek memang susah kalau diajak ikut anak nya.  Mungkin rumah sendiri lebih menentramkan hati tuanya. 

Warna cat  rumah juga tidak pernah dan tidak mau diganti,  pokoknya,  putih.   Pernah ada cucunya yang iseng mengecat sebagian dengan cat warna abu abu,  dan hasilnya  dia dimarahin seharian. 

Sejak itu,  tak ada lagi cucunya yang coba coba mengubah warna cat rumah nenek. 

Nenek selalu menganggap Ramadan sebagai tamu agung.  Sehingga rumah harus rapi dan tampak baru.   Gorden juga selalu dibersihkan dan diberi wewangian.  Meski tak sewangi saat lebaran. 

Nenek sekarang sudah tak ada.  Rumah nenek sudah dijual karena harus diwariskan kepada anak-anak nya.  Sekarang tak ada lagi upacara cat rumah.   

Tapi setiap lebaran pula,  cucu cucunya selalu merindukan nenek.   Rumah nenek memang rumah perjumpaan para cucu.  Sekarang kami jarang berjumpa.  Lebaran juga tak semuanya ketemu. 

Besok mulai Ramadan.   Dan aku rindu Nenek.   Terutama teh tubruk yang selalu disiapkan untuk cucu cucunya yang sedang mengecat rumah nya.  Teh tubruk nenek bukan teh tubruk sembarangan. 

Karena teh tubruk nenek selalu "wasgitel".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline