Lihat ke Halaman Asli

Tujuan Halal dan Haram dalam Agama Islam

Diperbarui: 26 Februari 2019   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perlu kita perhatikan bahwa tujuan agama islam mengadakan halal dan haram adalah untuk kesenjangan dan kesejahteraan umat manusia sendiri yakni sesuatu yang dihalalkan adalah sesuatu yang menyehatkan dan mensejahterakan sedangkan sesuatu yang haram adalah sesuatu yang memiliki banyak ke mudharatan(kejelekan) seperti yang telah disebutkan dalam Q.S [Al-Baqarah/2:168-169]

 

Artinya : "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allh apa yang tidak kamu ketahui. [al-Baqarah/2:168-169]"

Halal dan haram adalah sesuatu yang lumrah dari zaman ke zaman, sering dibicarakan dari zaman dahulu apalagi di zaman milenial seperti sekarang ini halal haram bukan hanya sekedar perkataan melainkan masyarakat sangat memperhatikan label yang ada di makanan atau lainnya harus tertera ke halalannya.

Halal sendiri menurut Yusuf Al-Qordowi adalah perkara yang diperbolehkan, sedangkan haram sendiri adalah kebalikan dari halal yaitu sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam islam dan antara halal dan haram semuanya memiliki konsekuensi atau balasan, yaitu ketika kita mengerjakan atau mengkonsumsi yang halal kita akan mendapatkan balasan di dunia yakni kesehatan dan di akhirat yakni surga.

Sedangkan ketika kita mengerjakan atau mengkonsumsi yang haram kita akan mendapatkan balasan di dunia seperti mempersempit pintu rezeki, memiliki banyak penyakit dan lain lain dan sudah jelas untuk balasan di akhirat adalah neraka.

Menurut Imam asy-Syathibi maqasidus syariah bertujuan untuk menjaga dan memperjuangkan tiga hukum, yakni: Doruriyyah, Hajiyyah dan Tahsiniyyah.

  • Doruriyyah
  • Doruriyyah menurut bahasa berarti susuatu yang darurat atau mendesak Didalam ilmu ekonomi, doruriyyah bisa juga diartikan sebagai kebutuhan primer. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan utama bagi manusia yang apabila tidak terpenuhi akan mengancam kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Doruriyyah disini terbagi menjadi 5 hal yang harus dijaga dan dipenuhi oleh manusia, diantaranya :
  • Hifdu Al din (menjaga agama)
  • Hifdu An nafs (menjaga nyawa)
  • Hifdu Al aql (menjaga akal)
  • Hifdu An nasl  (menjaga keturunan/garis keturunan)
  • Hifdu Al maal (menjaga harta)

Kelima hal ini merupakan esensi dari manusia itu tersendiri, kelima hal ini harus didahulukan daripada menjaga atau memenuhi kebutuhan yang lainnya.

  • Hajiyyah
  • Hajiyyah merupakan kebutuhan-kebutuhan sekunder manusia. Kebutuhan ini penting, akan tetapi tidak terlalu menimbulkan efek yang menghawatirkan atau mengancam kelangsungan hidup manusia, namun jika tidak terpenuhi akan menimbulkan kesukaran. Semisal pada era saat ini seperti kebutuhan gadget bagi manusia, gadget merupakan kebutuhan hajiyyah. Era saat ini gadget memiliki peranan penting di lini kehidupan manusia, namun apabila tidak memiliki gadget juga tidak mengamcam keselamatan manusia.
  • Tahsiniyyah

Tahsiniyyah berarti kebutuhan tersier, yakni kebutuhan yang dapat dikesampingkan. Tahsiniyyah hanyalah pelengkap kebutuhan manusia agar hidupnya lebih mudah dan nyaman. Seperti contoh memiliki barang-barang mewah dan mahal, pesawat pribadi merupakan kebutuhan tahsiniyyah.

Diadakannya bertujuan memperjuangkan tiga hal tersebut, tentulah dengan ketetapan hukum Islam yakni Al-quran dan hadist.

Dapat ditarik kesimpulan dari penjelasan diatas bahwa tujuan diadakannya halal dan haram adalah untuk kemaslahatan umat bersama dimana yang menyebabkan ke mudharatan (kejelekan) diharamkan dan yang menyebabkan kebaikan dan kesehatan dihalalkan, dan semuanya memiliki konsekuensi agar yang dilarang dijauhi dan yang haram diikuti dan dipatuhi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline