Lihat ke Halaman Asli

Misbah Murad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Meminta kepada Allah Tapi Menolak Pemberian Itu (Episode 30)

Diperbarui: 3 Juni 2019   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siang besok adalah siang terakhir mereka di Makkah, dan Malam ini adalah malam terakhir, sudah dua malam berturut-turut mereka berlima diberi kemudahan untuk berdo`a dan sholat di Hijir Ismail, dari setelah sholat Isya sampai jam sebelas malam ini mereka berlima masih berdo`a di sini, secara bergantian dia menjaga mengelilingi, dua orang yang berdo`a dan sholat dan tiga orang yang menjaga, semakin malam semangkin banyak yang ingin masuk ketempat ini, maklum siapa yang sholat disini sama dengan sholat di dalam Ka`bah, dan tepat di bawah pancuran emas, tempat yang berebut orang untuk mendekatinya.

 Tiga jam lebih mereka berada di dalam Hijir Ismail, setelah menumpah semua keinginan, memanjatkan semua do`a, sholat taubat, sholat hajat, sholat mutlak, dan sholat sunat lainnya, mereka laksanakan disana, dengan linangan air mata, berharap mereka keluar dari Hijir Ismail sebagai bayi yang baru dilahirkan, tanpa dosa, hanya itu pinta mereka.

Perlahan mereka keluar seraya terus berpegangan di pinggir Ka`bah, mereka cium Ka`bah, dan berdo`a tahun depan diijinkan untuk kembali ketempat ini.

Keluar dari Hijir Ismail jamaah agak lowong, mereka melirik sembentar ke Hajar Aswad,  masih padat orang disana, mereka mengambil tempat kebelakang sejajajar dengan pintu Ka`bah, mereka duduk berlima menghadapnya agar tidak menggangu orang yang melakukan tawaf, Ilos dan Catur terlihat membawa air zam-zam masing-masing dua gelas, setelah diberikan kepada Ibu dan Noval dia  kembali beranjak untuk mengambil air zam-zam, sementara Catur memberikan untuk Ibu dan dirinya sendiri, tidak ada sedikitpun mereka merasa lapar saat di Hijir Ismail, namun begitu semua ritual selesai  dilaksanakan rasa lapar itu baru terasa.

"Saya masih ingin disini, Ilos, Noval sama Taufiq silahkan kalau mau istirahat di hotel, saya biar nanti Pak Catur yang menemani," jelas Ibu

Tanpa di komando ketiga cowok ini beranjak," kami cari makan dulu diluar,apa Ibu dan pak Catur mau dibungkuskan" kata Ilos," Catur dan Ibu Bos seperti di komando menganggukkan kepala.

Sepeninggal ketiga cowok itu, Ibu Bos berebah sebentar, Catur memperhatikan saja disampingnya, tidak berapa lama Ibu duduk lagi, di pandangnya Catur," Alahamdulillah semua sudah kita laksanakan, tinggal besok pagi kita melaksanakan tawaf wada," kata Ibu

"Iya Bu, saya banyak-banyak mengucapkan terima kasih, sudah dibayarin untuk umroh saya yang pertama ini," kata Catur

"Itu semua amanah almarhum Bapak, Ibu hanya melaksanakan amanah saja," kata Ibu.

"Bagaimana keputusan Pak Catur, tentang surat almarhum Bapak ?" tanya Ibu

" Baik Bu, sewaktu saya di Madinah, baik di Masjid maupun di Raudah, setelah sholat dua rakaat memohon petunjuk dari Allah, selalu Ibu yang saya ambil kertasnya," kata Catur

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline