Lihat ke Halaman Asli

Bahagia dan Sukses Bersama Suami yang Lebih Muda

Diperbarui: 23 Juni 2018   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah menjalani pernikahan hampir 15  tahun dengan suami yang lebih muda 5 tahun, layak kiranya saya membagi kiat suksesnya. Hmmmm....

1. Banyak bersabar

Awal menikah saya merasa kadang gondok melihat tingkah suami yang seperti masih merasa cen cen aja, merasa seperti lajang. Saat saya curhat dengan rekan sejawat senior di kantor, apa jawabannya, coba? Adindaku, saya aja yang bersama bapak yang berusia lebih tua belasan tahun  dan sudah mapan sekali saat kami menikah, masih juga saya sebagai istri harus banyak mengalah. 

Saya jadi malu sendiri mendengarnya. Alhasil pulang ke rumah, sang bojo makin sering saya manja dan lebih sabar dalam menghadapinya. Langsung deh ditelepon si bojo untuk menanyakan apa yang ingin dimakannya hari ini, biar saya masakkan. Ting ting ting...

2. Sering memanjakan suami

Sampai sekarang suami selalu bilang"mami terlalu memanjakan pipi" Saya awalnya bingung dengan pernyataan tersebut. Sejujurnya saya tidak tahu apa tindakan saya yang menurut suami memanjakannya. Bingung saya. Saat menulis ini pun saya belum dapat jawabannya. Mau ditanya, anak mudanya lagi shalat Isya ke mesjid. (Yaelah segitunya harus menunggu jawaban sang anak muda. ). Eng ing eng....

Taraaaa....ternyata jawabannya adalah "istrinya adalah seorang yang selalu memenuhi permintaannya." Padahal saya merasa gak selalu melakukannya. Ternyata perspektif pandangan kita kadang berbeda sehingga perlu terus membangun komunikasi bersama pasangan. Jadi kita tahu apa yang dia fikirkan dan begitu juga sebaliknya. Jika ada keluhan dan dibiarkan saja tanpa diselesaikan, bisa jadi suatu saat akan meledak. Tapi jika dibicarakan, inshaAllah ada penyelesaiannya.

3. Menerima dengan riang gembira dan ikhlas berapapun belanja yang diberikan suami

Boleh dibilang saya tidak pernah menuntut berapa uang belanja yang harus diberikan oleh suami. Berapa aja yang diberikan selalu saya terima. Justru saya selalu mengingatkan untuk mencari uang secara halal. Hindari uang haram. Toh kalo kita merasa cukup, Allah akan mencukupkan. Tapi kalo kita merasa kurang, kita akan kurang terus. Bersyukurlah, maka Allah akan menambah. Maka nikmat mana lagi khah yang kamu dustakan?

Seandainyapun jika ada kebutuhan yang mendesak, toh ada uang yang selalu saya tabung atau gaji saya sendiri. Tidak masalah bagi saya. Bukankah kita ikut membantu keuangan keluarga termasuk sedekah. Satu dinar yang engkau sedekahkan kepada keluargamu/saudaramu sendiri adalah lebih baik dibandingkan kepada orang lain.

4. Selalu menasihati dan mau dinasihati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline