Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Bait dan Klausa Cinta

Diperbarui: 11 Juli 2020   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.pexels.com

Aku berusaha mencarimu lagi, di antara lipatan huruf-huruf yang dulu kau sembunyikan di kaki langit yang sepi.

Aku berdiri di sisi pantai yang landai dengan banyak bekas lintasan badai. Sedangkan kau berdiam di pinggir kepundan sebuah gugusan kaldera yang banyak ditumbuhi anggrek bulan. Kita berada di koordinat yang berjauhan. Tapi aku merasa kita ditakdirkan bukan sebagai kutub utara dan kutub selatan.

Aku mencoba menabur sepotong kegelapan di tengah kerumunan cahaya. Sedangkan kau menganyam sinar lampu untuk menghangatkan sedikit rindu. Kita berbincang-bincang sepanjang malam. Dengan laring suara yang kehabisan percakapan.

Aku tidak sedang menelusuri jejak sejarah yang sunyi. Karena aku kini lebih menyukai menggambari mimpi. Sedangkan kau sudah berada di sana. Dengan langkah-langkah setegas para pemburu senja. Ketika menyaksikan terbenamnya matahari, sebagai puncak keinginan tertinggi.

Aku, menuliskan kata pengantar pada buku. Sedangkan kau, adalah bab-bab yang menerjemahkan apa itu masa lalu. Kita menjadi halaman yang telah usai dibaca. Dalam bentuk bait-bait sederhana yang dipenuhi klausa cinta.

Bogor, 11 Juli 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline