Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Ensiklopedia Ingatan

Diperbarui: 25 Desember 2019   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Pernahkah kau melihat? untaian mutiara
bergantung lemah di jari jemari cemara
menunggu runtuh
saat pagi menyanyikan dendang megatruh
dan matahari mulai terpenggal lehernya
bersama tergelincirnya cahaya
di rerumputan yang basah
dan pokok kamboja yang nampak gelisah
antara memilih menggugurkan bunga
demi sebuah upacara
memperingati kematian demi kematian
atau membiarkan kecemasan
terdiam di beranda
ketika hujan tak juga reda

Pernahkan kau merasa? Kehabisan kata-kata
saat menulis puisi
di sebuah pagi yang sepi
tentang anak-anak gerimis
yang menyimpan sekian banyak memori
pada setiap tetesnya
sehingga kau memutuskan
menjadi gagu
agar tak diajak berbincang masa lalu

Pernahkah kau tersenyum lebar?
ketika hari dimulai dengan muram
langit menyerupai kertas buram
dan udara bertambal-tambalan
dirobek-robek ingatan silam
tentang kenangan
yang tak mau dikenang
dan sudah terlanjur disimpan
di rak-rak almari
yang terkunci mati

Tapi,
aku pikir kau pasti
pernah berjumpa dengan pagi yang baik hati
memberimu tatapan mutiara
dari kilau jemari cemara
lalu mengajakmu menyingkirkan masa lalu
menjerangnya dalam tungku
dan menyajikan di meja sarapan
manisnya harapan di masa depan

Bogor, 25 Desember 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline