Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Wajah Renta Sebuah Kota

Diperbarui: 21 September 2019   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Menjelang petang
di sebuah kota yang terus-terusan gamang
pada sikapnya sendiri atas kemanusiaan

Seorang gadis kecil bermata kuyu
mengangsurkan dua bungkus tisu
; pak, bu, ini tisu untuk membersihkan segenap rasa kelu. Hanya sepuluh ribu.

Seorang lelaki kecil berambut kelabu
menyanyikan lagu kerinduan akan ibu
; pak, bu, boleh seikhlasnya bantu. Agar saya bisa bayar buku untuk kelak bisa membanggakan mendiang ibu

Dua orang kakak beradik menghampiri kerumunan
sang kakak menabuh gendang dengan ritmis irama ketukan
si adik mengumandangkan liris tembang-tembang kenangan
; kami di sini bukan untuk dikasihani, kami datang untuk membeli kemurahan hati
dari segenap jiwa yang patuh merawat ingatan
karena paham bahwa lupa mudah sekali melukakan

Serombongan penari
melabuhkan diri di kesibukan perempatan
membedaki wajahnya dengan debu jalanan
membubuhkan perona pada pipi yang dihanguskan matahari
melumuri tubuhnya dengan aroma kota yang telah lama dikabarkan bunuh diri

Jakarta, 21 September 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline