Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Renaissance Digital

Diperbarui: 10 Desember 2018   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay


Buku digital mengoyak membran kepalamu ke dalam ide-ide nakal. Kau berniat menjadikan dunia lebih dari sekedar ruang kecil tempat orang bertukar pikiran binal.

Koran-koran adalah masa lampau yang dibatasi pagi berbau ether. Kini kau bisa menengok esok hari hanya dengan menekan tombol enter.

Dengan mudahnya kau membuat gila orang-orang waras yang kecanduan informatika. Dengan cara-cara yang bahkan kau sendiri tidak menyadari akibatnya apa.

Semua uang kau simpan dalam serat tak kasat mata. Berlarian dalam kabel optik menuju tempat-tempat yang menawarkan bunga.

Obat-obatan tempat kau mengeluhkan rasa sakit. Dikuasai raksasa-raksasa pelit. Yang menjual setiap potong jiwa di dalam tabung-tabung reaksi tempat percobaan mereka. Tak peduli apakah itu menyembuhkan atau malah makin membuat meruyaknya luka.

Dunia mengecil bukan tanpa sebab akibat. Semua bermula dari otak pintar yang merasa sudah waktunya zaman dipercepat. Hingga tingkatan gawat.

Dan kita semua terkurung dalam kotak tanpa batas yang terkadang membuat kita heran apakah kita sedang menjalani kenyataan yang sepi atau berada di dunia fiksi.

Entah kelak berhasil atau gagal. Percaya atau tidak kita memasuki pintu gerbang renaissance digital.

Yang terlalu brutal!

Jakarta, 9 Desember 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline