Lihat ke Halaman Asli

Jasel Milennia

Hi im Jasel a psychology Student

Kriminalitas di Tengah Pandemi

Diperbarui: 26 Mei 2020   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Seperti yang telah kita ketahui  wabah COVID-19  telah melanda tanah air hampir 3 bulan lamanya, banyak aktivitas luar terpaksa harus dihentikan dan penerapan karantina rumah sejak bulan maret awal hingga masyarakat Indonesia terpaksa harus melakukan WFH (Work From Home) & SFH (Study From Home) sejak awal maret kemarin hingga waktu yang belum ditentukan. 

Mirisnya, WFH ini sesungguhnya hanya berlaku bagi mereka yang memiliki pekerjaan kantoran di gedung-gedung besar atau kantor-kantor yang cukup stabil, namun bagaimana dengan rakyat yang berpofesi sebagai buruh pabrik? Atau pedagang kaki lima? Atau mungkin yang menggantungkan nasib hidupnya bekerja dilingkungan luar? Tentu saja WFH ini tidak berlaku bagi mereka dan mengakibatkan putusnya mata pencaharian.

Rakyat-rakyat kecil ini mengalami masalah yang jauh lebih sulit dari rakyat lain yang memiliki hunian yang nyaman serta pekerjaan kantoran yang stabil di masa pandemi ini, sehingga karena terhimpit oleh krisis mata pencaharian ditengah pandemic terpaksa menghalalkan segala cara dalam mencari pundi-pundi rupiah.

Terlebih lagi, Indonesia telah menerapkan adanya Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) sejak april kemarin setelah angka penyebaran COVID-19  semakin hari semakin tinggi. Melalui evaluasi PSBB mulai dari minggu ke 15 dan 16 pasca penerapan PSBB, ternyata telah terdapat peningkatan angka kejahatan sebanyak 11,80 persen terkait kejahatan curat (pencurian dengan pemberatan), kejahatan dibidang IT, penyebaran berita bohong atau hoaks di internet, penggelapan masker dan inflasi harga masker serta cairan handsanitizer akibat pemanfaatan situasi krisis ditengah pandemic ini. 

Kejahatan yang terjadi dimasa pandemic ini, menurut saya terjadi karena krisis nya mata pencaharian bagi para rakyat kecil yang tidak dapat melakukan WFH karena pekerjaan nya bergantung pada lingkungan luar seperti sebagai buruh pabrik, Atau pedagang kaki lima, Atau mungkin yang menggantungkan nasib hidupnya bekerja dilingkungan luar yang kehilangan pekerjaan mereka dan harus tetap bertahan hidup dengan cara apapun untuk dapat bertahan di krisis pandemi ini.

Selain itu, telah tersebar berita bahwa PSBB akan berakhir bertahap mulai dari bulan Juni setelah adanya penerapan New Normal karena banyaknya rakat yang menderita tidak mampu bekerja menjadi secercah harapan bagi para rakyat yang kehilangan pekerjaannya selama pandemi, meskipun belum diketahui bagaimana dampak penerapan new normal ini pada angka penyebaran COVID -19 ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline