Lihat ke Halaman Asli

Mike Reyssent

TERVERIFIKASI

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Miris, Melihat Kampanye Hitam Pilkada DKI

Diperbarui: 13 Maret 2017   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebelum membahas tentang kasus Fankfurt Book Fair 2015 yang baru baru ini meledak ke permukaan, terlebih dulu saya menyatakan, miris melihat kampanye Pilkada DKI putaran ke 2 ini.

Isu yang dimainkan oleh para pendukung paslon sudah pada taraf membahayakan bagi keutuhan berbangsa dan bernegara, yaitu isu agama. Isu yang sama yang dihembuskan sejak kampanye putaran pertama.  Bedanya, jika pada putaran pertama hanya sebatas sampai saling hujat dan membuat HOAX atau fitnah saja, tapi pada putaran kedua sudah saling ancam kepada orang yang satu agama.

Spanduk bernada ancaman bagi pemilih paslon lain, banyak bertebaran di tempat ibadah. Yang kemudian menjadi korban adalah seorang ibu yang meninggal. Ketika jenasahnya dibawa ke tempat ibadah untuk didoakan, ditolak oleh pengurus tempat ibadah. Alasannya, keluarga almarhum memilih paslon lain yang tidak diinginkan oleh warga sekitar.

Kejadian ini kemudian menjadi viral di media sosial, dan bisa berujung pada aksi pembalasan yang lain. Seperti contoh, beberapa jam yang lalu saya mendapat Broadcast yang mengatakan, jika si A menang maka pemilih yang lainnya akan disebut kafir dan tidak akan didoakan ketika meninggal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline