Dalam perkembangannya, pendidikan merupakan aspek penting dalam mewujudkan suatu cita-cita di masa depan. Pendidikan dapat dijadikan tolok ukur pada suatu bangsa sebagai acuan dalam penentuan layak atau tidaknya suatu bangsa dalam menentukan peradaban. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Perkembangan zaman dan situasi yang berubah-ubah, menuntut seorang guru untuk lebih terampil dalam mencari solusi untuk memecahkan suatu permasalahan sekaligus memadukan unsur tekhnologi dalam pembelajaran. Saat ini pembelajaran berbasis dalam jaringan (daring) menjadi tantangan tersendiri bagi guru di era tekhnologi 4.0. Pembelajaran yang monoton cenderung membuat siswa jenuh dan kurang dalam berkreasi. Hal ini tentu berpengaruh terhadap semangat belajar siswa yang menurun dan berdampak pada hasil belajar siswa.
Pada masa pandemi covid-19, anak-anak diwajibkan untuk belajar di rumah dengan tetap mendapatkan bimbingan dan pengawasan oleh guru melalui kegiatan pembelajaran secara daring. Namun karena mereka masih baru dalam pembelajaran daring dan semakin jenuh dengan pemberian materi dan pembelajaran monoton yang hanya melalui whatsapp group, hal itu berdampak pada hasil belajar mereka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil belajar mereka yang masih di bawah KKM yaitu 70. Dari 20 siswa, 4 anak (20 %) mendapatkan nilai 75, 10 anak (50 %) mendapatkan nilai 50, dan 6 anak (30 %) mendapatkan nilai 25. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan inovasi dan kreativitas guru dalam menemukan solusi untuk dapat memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, peneliti ingin memperbaiki cara belajar siswa supaya dapat memperoleh hasil yang lebih baik, dengan harapan siswa mampu membagi waktu belajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada siswa kelas 5 SD Negeri Raji Demak ada beberapa penyebab kurangnya nilai hasil belajar siswa muatan pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu :
- Minat belajar peserta didik pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia rendah.
- Hasil belajar peserta didik pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia rendah, dibuktikan hanya sekitar 4 anak (20 %) yang mendapatkan nilai di atas KKM.
- Guru masih belum variatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
- Guru belum menerapkan model pembelajaran yang cocok.
Beberapa masalah yang telah diuraikan di atas, perlu ditindaklanjuti dengan mencari solusi pemecahannya. Berdasarkan hasil selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti membatasi pada pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas 5 SD Negeri Raji, Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Hasil belajar siswa rendah karena siswa belum menguasai sepenuhnya materi pembelajaran yang disampaikan guru. Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti dapat merumuskan Rumusan Masalah sebagai berikut : Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Raji Demak pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning?
Tujuan umum dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri Raji Kecamatan Demak Kabupaten Demak sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun tujuan khusus dari Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran daring dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 5 SD Negeri Raji Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
Manfaat Penelitian
Bagi Siswa
- Siswa mendapatkan pengalaman berbeda dengan pembelajaran daring model Problem Based Learning
- Siswa lebih memahami materi tematik yang disajikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Bagi Guru
- Melalui PTK ini guru dapat menjawab permasalahan yang dihadapi di sekolah mengenai model pembelajaran yang bervariasi dalam meningkatkan pemahaman siswa.
- Mendorong guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa
- Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan dan memanfaatkan segala sumber daya kreatifitas anak yang ada di lingkungan siswa dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan proses siswa dapat dimaksimalkan serta tercapainya tujuan pembelajaran
- Dapat menambah pengetahuan tentang model dan media pembelajaran daring yang menarik dan menyenangkan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Bagi Sekolah
- Sekolah mampu mengevaluasi model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa
- Dapat digunakan sebagai alternatif menentukan strategi dalam memberikan pembelajaran melalui model Problem Based Learning
- Sebagai literasi bahan bacaan di perpustakaan sekolah
Menurut (Kemdikbud, 2015:1 dalam buku penelitian tindakan kelas, 2015:6), Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Pemberian tindakan yang dilakukan oleh guru menyangkut penyajian strategi, pendekatan, metode atau cara untuk memperoleh hasil melalui sebuah tindakan dan dilakukan secara berulang-ulang sampai memperoleh informasi yang matang tentang pelaksanaan model yang digunakan. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.