Lihat ke Halaman Asli

Miftah Syarifuddin

Guru Matematika MTs Negeri Salatiga

Pendidikan dan Pembegalan

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Akhir-akhir ini kasus pembegalan semakin sering terjadi di negara kita, Indonesia. Tidak hanya di ibukota Jakarta dan sekitarnya (Depok, Tangerang, Bekasi), tetapi ternyata mulai merambah ke kota kecil, seperti di kota saya ini, SALATIGA.

Apakah pendidikan punya faktor terhadap kasus ini?

Dari kasus-kasus pembegalan yang sudah terjadi dan sudah diketahui pelakunya, ternyata rata-rata usia pelaku pembegalan tergolong masih MUDA, kalau kata anak sekarang masih ABG (Anak Baru Gedhe). Dalam usia yang masih labil seperti itu, seorang anak biasanya lebih menonjolkan emosinya dibanding dengan unsur kedewasaannya. Dalam usia seperti itu seorang anak biasanya ingin menunjukkan siapa dia sebenarnya, siapa jati dirinya. Dia ingin mengatakan: "INI LHO SAYA..."

Lantas bagaimana supaya hal itu tetap berada pada bingkai yang POSITIF?

Seorang anak di usia ABG belum sepenuhnya bisa membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik. Dia mudah sekali TERPENGARUH oleh hal-hal lain dalam kehidupannya.

Apakah KEBIASAAN anak-anak sekarang turut memicu hal ini?

Anak sekarang sangat terbiasa dengan tayangan-tayangan yang belum tentu mendidik. Siaran TELEVISI tidak seluruhnya mendidik. Permainan (game) tidak seluruhnya mendidik. Bahkan film kartun saja tidak seluruhnya mendidik.

Lantas apa yang harus dilakukan? Kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Mari kita KOREKSI diri kita masing-masing. Apa yang sudah kita berikan kepada anak-anak kita? Anak-anak didik kita?

Ada game yang malah menuntut anak untuk menjadi PENJAHAT... Tidak usahlah menyalahkan game itu. Mari kita FILTER diri kita masing-masing dari hal-hal yang tidak baik. Dimulai dari diri kita sendiri, keluarga kita sendiri, lingkungan kita sendiri, anak-anak didik kita sendiri... dan seterusnya.

Mudah-mudahan kasus ini segera BERAKHIR, tidak akan terulang lagi...
Amiiin...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline