Lihat ke Halaman Asli

Kiat Mengurangi Stress pada Atlet Tinju: Sebuah Ulasan

Diperbarui: 5 Mei 2024   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Vovan Gord: pexels.com 

Latar belakang

Sesungguhnya, peran pelatih tidak bisa terlepas dari tiga peran, yaitu orang tua, teman, dan guru dari sang petinju. Seorang orang tua, artinya Ia dapat mendidik anak buahnya dengan pesan moral dan etika yang baik. Seorang teman, artinya bisa diajak diskusi, tukar pikiran, sharing. Seorang guru, artinya Ia dapat membimbing dan mengajarkan strategi bagi para petinju seutuhnya. 

Menurut saya, guru yang baik bukanlah guru yang dilihat dari jenjang pendidikan dan banyaknya sertifikasinya saja, melainkan memiliki kesabaran dan keinginan untuk membuat anak didiknya mengerti tanpa mengubah keseluruhan jati dirinya. 

Secara umum, pelatih olahraga merupakan mantan atlet sehingga lebih berpengalaman di bidangnya, mengetahui teknik-teknik lawan, dan cara mengatasinya.  Dalam mencetak atlet tinju yang berkompeten dan berprestasi, adanya hubungan interpersonal antara atlet dan pelatih yang baik merupakan salah satu faktor keberhasilan dari atlet. 

Sebelum bertanding, kondisi fisik dan psikis atlet tinju idealnya perlu dalam kondisi yang prima. Namun, karena adanya latihan yang intensif terus-menerus, tingginya usaha dalam mempertahankan berat badan yang ditargetkan, banyaknya ekspektasi yang dititipkan untuk mengharumkan nama negara kelahirannya, tidak serasinya hubungan atlet dengan pelatih dan lingkungan adalah tantangan yang dialami petinju. 

Hal-hal tersebut dapat memicu atlet menjadi stress, sehingga performa atlet menurun, misalnya lebih sering terjadi banyak pelanggaran sikap, ketidakstabilan dalam mengontrol emosi saat berlatih dan bertanding, kurangnya fokus yang bisa berujung pada penurunan performa atlet saat bertanding dan berlatih. 

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Psychology tahun 2015, menegaskan bahwa telah terbukti secara pengujian statistik, kekhawatiran (anxiety, dibaca ensaiti), yaitu respon dalam menghadapi stress yang ada pada atlet, paling tinggi ditemukan di cabang olahraga tinju bila dibandingkan dengan cabang olahraga bela diri lainnya, misalnya gulat, angkat beban, dan kickboxing.   Oleh karena itu, beberapa kiat untuk mengurangi stress pada atlet tinju ini perlu dibahas. 

Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan kiat-kiat yang bisa dilakukan atlet tinju dan pelatihnya  dalam mengurangi stress. 

Pembahasan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline