Lihat ke Halaman Asli

Metik Marsiya

TERVERIFIKASI

Menembus Batas Ruang dan Waktu

Kekuatan Spiritual Jokowi vs Foke (2)

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

sambungan dari sini

Pilkada DKI 1 menuju putaran dua sudah berlangsung sengit. Di dunia nyata kedua pihak saling menawarkan program untuk mengambil simpati masyarakat Jakarta. Berbagai macam cara dilakukan oleh pasangan Jokowi-Ahok dan Foke-Nara untuk emraih kemenangan suara.

Sedang dari jagad spiritual situasinya telah berubah dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Seperti yang tertulis di tulisan sebelumnya, kali ini peta politik spiritual telah berubah. Saat pertarungan sebelumnya diwarnai oleh mahluk "jemek-jemek" yang memang sudah ada di dunia ghaib nusantara ini. Maka kali ini ada beberapa kekuatan lain  yang ikut bertarung.

Kekuatan pertama adalah mahluk ghaib berkulit emas. Mereka adalah naga kuning emas. Ini erat melekat pada Jokowi dan Ahok. Entah apakah ini berhubungan karena Ahok berasal dari ras tertentu, atau Jokowi yang berasal dari pedagang. Lambang Naga emas jelas menjadi latar belakang dari setiap gerak mereka, aura kekuningan menjadi background yang menyilaukan bagi mata para penglihat jagad bathin.

Sedangkan Foke-Nara kekuatan Mahluk Hitam ini mendominasi dari setiap langkahnya. Bedanya dengan Jokowi, maka aura yang melingkupi Foke lebih diwarnai dengan warna putih terang seperti udara pagi hari, sebelum matahari mulai bersinar.  Latar belakang kekuatan foke berasal dari beberapa sumber. Energi cahaya, yang berwarna putih, dari kekuatan air dan tanah. Sedangkan pendukung pasukan ghaibnya berasal dari mahluk rawa. kekuatan terakhir yang menambahi adalah terjadinya impor dari jagad dunia lain, masih dari kalangan jemek-jemek tapi mendatangkan pasukan. Kekuatan foke berikutnya adalah tambahan energi api dan emas, tetapi masih relatif lemah.

Penjaga Pilkada kali ini berusaha adil dan tidak memihak, hanya berusaha menciptakan suatu kondisi yang adil dan fair bagi kedua belah pihak untuk saling bertarung tanpa menimbulkan keributan. Tetapi apa daya, dunia pertarungan jagad ghaib  memang panas. Belum dimulai pelaksanaan Pilkada mereka  sudah berebut unjuk kekuatan. Repotnya lagi, kelakuan oleh salah satu kelompok   pasukan  yang sadar akan kalah, atau merasa tidak pe de membuat mereka melakukan sesuatu yang sangat emosional.

Jagad ghaib, jagad bathin, atau jagad spiritual yang sudah tertata dengan lapisan-lapisan tebal penjaga dan tak tertembus menjadi porak poranda diosal adul  ketika sang penjaga sedang lengah. Sang penjaga akhirnya menjadi subyektif, mengatasi keributan dengan unjuk kekuasaan, unjuk kekuatan yang mengalahkan semua yang ada.

Memang dasarnya penjaga adalah  seorang ratu adil, rasanya tidak rela ketika ada ketidak adilan, ada pelanggaran perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya.  Semua dimarahi, ditegor, dibentak. Bagaikan avatar sang ratu adil telah menyiapkan segala bentuk energi yang bisa menghancurkan kedua belah pihak. Konon energi ini selain mampu menghancurkan juga mampu mengangkat mereka-mereka yang ingin mukti, menjadi penguasa. Mahluk-mahluk berbaris rapi. Menunduk ketakutan sambil berharap akan menjadi kubu yang dibela oleh sang ratu.

Apa daya sang ratu hanya memberi peringatan keras, tanpa toleransi. Sekali lagi ada yang melanggar maka sang ratu akan berpihak kepada yang dizolimi. Keputusan berat bagi kedua kubu. Mahluk  ghaib selalu mempunyai  keinginan berbuat curang yang  tinggi.  Sampai-sampai manusia menyebutnya setan,  padahal tidak semua mahluk ini jahat. Contohnya chasper.  Begitulah keterbatasan manusia.

Belum genap dua hari, salah satu mahluk hitam sudah menutupi aura Jokowi, mahluk hitam panjang besar melingkar menutupi seluruh auranya, dan membuat foke sejenak bersinar.

Dan sang ratu langsung  melihat segala perbuatan mahluk jemek-jemek itu. Ampun, tamat sudah riwayatnya. Janji sudah dikobarkan. Sang Ratu menepati janjinya. Di hari itu sang ratu tanpa ditunda  melakukan anjang sana ke kerajaan kedua  mahluk-mahluk itu untuk menyampaikan undangan pada sang raja  akan adanya perhelatan pengukuhan Jokowi sebagai raja di dunia nyata tentu saja dengan dukungan semua pasukan ghaibnya. Kedua raja yang pernah berhutang budi tidak mampu berkata apa-apa, selain menganggukkan kepala dan menyampaikan perintah kepada seluruh rakyatnya untuk menjadi pendukung Jokowi. Semua rakyat negeri siluman langsung mengiyakan,  tidak ada kata lain selain sendiko dhawuh. Raja siluman yang angker dan nggegirisi  mempunyai kekuasaan mutlak dan tidak terbantahkan.  Benar-benar medeni, sekti dan kuoso.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline