Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Kemarau di Hatimu

Diperbarui: 3 September 2021   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kemarau di Hatimu" (Dokpri, MYT 03092010)

Kemarau di hatimu. Panas membara, bukan semu.
Sepertinya terik mentari memaksa bertamu,
sedangkan dirimu meronta karena jemu.
Tetapi engkau tak kuasa menolak kehadiran sang tamu.
Sakitnya hati bertemu penyemu.*)

Kemarau di hatimu. Kering kerontong, tak ada hujan bertamu.
Tak ada air ketemu, bahkan untuk sekedar berkemu. *)
Apalagi untuk meramu segelas rasamu.
Lalu, engkau menyusuri kering lorong sepimu.
Apa daya jejakmu berlumur selumu,*) yang tak kaumau.

Kemarau di hatimu. Engkau merindukan ilmu?
Agar ada gerimis datang bertamu,
untuk sekedar menyegarkan batinmu?
Atau untuk bertemu segerombolan hujan membasahi keringnya kalbu?
Sepertinya sulit. Kemarau, rindu dan hujan bukan hanya soal ilmu.

Kemarau di hatimu merindu.
Rasanya bukan rindu ilmu.
Hanya doamu, dan seseorang yang kaurindu.
Datang bertamu.
Di hatimu.

*****

Ket:

*) Penyemuorang yang menyemu; penipu; pengkhianat
*) Berkemu = mencuci mulut dengan memasukkan air ke dalam mulut, menggerak-gerakkannya sebentar, kemudian mengeluarkannya kembali; berkumur 
*) Selumu = kotor (berselumu = berlumur dengan sesuatu yang kotor) 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline