Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Amin

www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

Jika Kita Sehat, Yakinlah Virus Mutan Apapun Minggat!

Diperbarui: 5 Januari 2021   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pemakaman protokol covid-19 (foto/ tangkapan gambar whatsapp)

AWAL tahun baru, kita dan bangsa lain di dunia, mungkin masih dibayang-bayangi kengerian lama. Harapan baru di pergantian tahun 2021 ini masih dilingkupi tanda tanya besar yang cukup meresahkan. Virus mutasi Covid-19 salah satunya.

Kajian medis menyebutkan, mutasi genetis bisa terjadi secara alamiah, termasuk pada virus. Hal ini terjadi saat virus sedang mereplikasi dirinya di dalam sel tubuh manusia. Ini artinya potensi mutasi genetis ataupun pembelahan diri pada virus terjadi hanya pada tubuh makhluk hidup, karena sel-sel genetisnya juga masih aktif.

Dalam konteks ini, tubuh orang yang sudah dihinggapi virus covid-19 lah yang paling riskan menjadi tempat virus mutasi-nya. Hanya, ada kekhawatiran virus keturunan hasil mutasi ini memiliki sifat persebaran dan kemampuan penularan lebih cepat dibanding virus covid-19 yang lama. Menakutkan juga sih.

Berkaca pada kasus konfirmasi positif covid-19 atau kematian pengidap yang diduga disebabkannya, memang sangat membahayakan bagi pasien yang mempunyai penyakit penyerta (komorbid). Seperti, penyakit paru-paru atau diabetes. Tetapi, paramedis menyebut virus mutasi covid-19 ini berbahaya juga bagi pengidap kanker.

Nah, orang dengan riwayat atau resiko gejala kanker ini juga yang perlu hati-hati. Dibanding komorbid paru-paru, gejala kanker memang memiliki potensi dan penyebab berbeda, namun lebih luas ancaman resikonya. Penyakit kanker bisa menyerang siapa saja, bahkan pada kelompok usia muda dan anak-anak.

Membincang soal covid-19 memang seperti tak ada habisnya, sama halnya kapan berakhirnya pandemi corona ini yang belum bisa dipastikan. Dari berbagai kasus kemunculan hingga antisipasi pencegahan dan penanganannya, sudah ada yang berkeyakinan virus ini benar-benar ada dan sudah meluas. Kesimpulan lainnya, pandemi kini telah memunculkan sebuah seleksi alamiah: bahwa yang sehat dan berperilaku tetap sehat lah yang bisa bertahan menghadapinya.

Apakah covid-19 bisa dilawan dan dimatikan? Pada konteks ini belum ada yang bisa memastikan. Pemerintah sendiri tengah mengupayakan vaksinasi untuk melindungi rakyatnya dari pandemi virus ini. Tetapi, lagi-lagi ini masih memunculkan sebuah pertanyaan besar, sejauh mana realisasi dan kemampuan vaksin yang bakal diberikan nantinya.

Belum lagi nih, walau tampak dan merasa sehat-sehat saja, bisa saja kita sebenarnya masih belum terbebas sama sekali dari momok covid-19 ini. Berada di zona hijau kluster covid-19 pun, belum menjamin lepas dari ancaman virus pandemik ini. Tidak ada kasus terkonfirmasi positif covid-19 di lingkungan kita, bukan berarti aman-aman saja.

Karuan saja, sebenarnya masih didapati keberadaan virus Corona yang pasti, yang menyeluruh di semua daerah. Ini karena masih ada ketimpangan, antara jumlah populasi warga dengan sampel pemeriksaan, baik melalui rapid tes antibodi atau tes swab/PCR. Standar WHO (Badan Kesehatan Dunia) menyebut, supaya bisa terdeteksi Covid-19, Indonesia harus melakukan tes swab minimal 267 ribu orang per minggunya. Sayangnya, dari 34 provinsi yang ada, masih 5 provinsi yang berhasil.

Ketidakpastian lainnya, antara percaya gak percaya sih, banyak orang kini juga meragukan keandalan tes deteksi covid-19, termasuk ada tidaknya virusnya sendiri. Rumor yang berkembang, rapid tes antibodi yang hanya melihat sampel darah, atau antigen yang memeriksa lendir, tidak secara otomatis mendeteksi adanya virus covid-19.

Kasus lainnya, setidaknya bisa berkaca pada banyaknya kasus kematian pasien RS akibat komorbid sebenarnya, namun saat perawatan terkonfirmasi suspect. Ujung-ujungnya, agar tidak membahayakan dan berpotensi penularan, maka pemulasaran jenazah dilakukan dengan protokol covid-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline