Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis Al Maulana

Mahasiswa UIN Mataram

Jangan Khawatir, Aku Hanya Khawatir

Diperbarui: 14 April 2022   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar diolah Penulis dari regencydrt.com


Mungkin kau risih dengan kehadiranku sebab sudah ada orang lain dalam hatimu, namun tenang saja, aku tidak akan mengintervensi itu sama sekali, aku hanya khawatir lelaki itu akan sama seperti lelaki lain yang memperlakukanmu seperti yang sudah-sudah, aku tidak ingin engkau hancur, aku tidak ingin engkau patah.

Namun tentu saja himbauanku mungkin adalah angin bagimu, kau mana peduli? Bukankah dalam cinta kita semua egois? Kau ingin kebutuhan hormon mu terpenuhi, dan aku ingin kebutuhan psikologismu selalu terjaga. Dan disini kita berargumentasi mengenai baik tidaknya pilihan yang akan engkau buat, dan aku tidak setuju.

Kau bisa mengatakan aku egois, tapi hey! Akulah yang mendoakanmu setiap malam dan sehabis sholatku, dan doaku tetap sama; semoga Tuhan menjagamu selalu. Tapi apa yang engkau lakukan? Kau senantiasa melompat dan menjatuhkanmu kepada lelaki lain, memeluk lelaki itu erat hingga semua aroma tubuhmu berpindah.

Namun itu tidak apa, sebab sekarang aku mengerti apa arti doa itu sendiri, aku mengerti banyak hal, dan kini aku tahu bahwa doa dan tubuh itu ada dalam satu ikatan. Doa adalah permintaan, namun Tuhan menciptakan aku tangan untuk memantaskan diri untuk doa itu sendiri. Dan kini aku tidak akan tinggal diam, tanganku tidak hanya aku angkat, namun akan aku kepalkan. Aku akan menjagamu, pasti, dan Tuhan pasti akan menjagamu, selalu.

Kamu jangan takut kepadaku, kamu jangan khawatir, sebab aku hanya sedang khawatir. Lagipula kekhawatiran yang aku miliki ini wajar-wajar saja, ada banyak orang yang diluar sana, yang berlalu lalang diantaramu namun tidak pernah mendoakanmu, tidak pernah peduli denganmu.

Dan aku, setidaknya saat ini aku masih peduli. Aku tidak terikat apapun dengan aturan pernikahan, setidaknya belum. Namun pada suatu saat nanti ketika aku telah memiliki prioritas dalam agama, kau akan menjadi siapa dalam hidupku? Hanya menjadi momentum kenangan dalam hidup, yang tentu saja dapat aku lupakan kapan saja.

Namun jangan khawatir sebab doaku masih berlanjut, diantara awan-awan itu mungkin doaku sedang tersangkut. Sedang menunggu waktu yang tepat untuk menuju Yang Maha, belum di ACC oleh Tuhan, masih dalam tahap pertimbangan.

Memang aku sering terluka dan kerap menangis sendiri, tapi tidak usah khawatir. Aku akan mendoakanmu dan berharap yang terbaik untukmu. Dan suatu saat nanti jika aku tahu dalam kehidupan ini kamu tidak pernah bahagia.

Aku akan mengadahkan wajahku pada langit, mengangkat tangan setinggi-tingginya agar Tuhan menurunkan petir-Nya kepadaku. Aku ingin menanyakan banyak hal kepada-Nya dan bertanya apakah doa-doa itu telah tersalurkan kepadamu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline