Lihat ke Halaman Asli

Aditya Wahyu Bambang Pratama

Mahasiswa IAIN Jember

Kreativitas Berada di Tangan Murid atau Guru?

Diperbarui: 7 April 2020   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

stedwardscatholicacademy.co.uk

Dalam dunia pendidikan sudah sewajarnya sebagai seorang pendidik memberikan pendidikan yang bekualitas kepada muridnya. Untuk menjadi seorang pendidik juga harus memiliki jiwa yang rela berkorban dan ikhlas dalam mengajar.

Menurut Wikipedia, Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdaya cipta biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan.

Kreativitas sepenuhnya berada di tangan peserta didik, mereka bebas melakukan apa saja asalkan tidak menyalahi aturan yang berlaku.

Pendidik juga wajib memberi apresiasi kepada muridnya berupa penghargaan atau sebuah hadiah. Karena menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku antara stimulus dan respon.

Oleh sebab itu, apa yang diberikan oleh guru merupakajn stimulus dan tingkah laku yang dilakukan siswa menjadi lebih baik merupakan respon yang dihasilkan dari stimulus tersebut.

Menjadi seorang pendidik juga harus pandai memberi tugas yang fleksibel dan tidak kaku kepada muridnya dan juga sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Di Finlandia menurut rencanamu.id, seorang pendidik hanya bekerja selama 4-5 jam sehari. Lalu ekstra 2 jam untuk pengembangan profesi.

Sekolah-sekolah di Finlandia tidak menerapkan sistem peringkat atau ranking. Pemerintah Finlandia percaya bahwa semua muridnya itu pintar dan tidak ada murid yang bodoh disana. Baik guru maupun siswa, didorong untuk bekerja sama satu sama lain untuk kemajuan pendidikan bersama.

Dengan waktu belajar 8-9 jam sehari di Indonesia mungkin itu merupakan suatu tantangan kepada para pendidik untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan tidak terlalu kaku yang sekiranya membuat para murid tidak menjadi pegal dan letih. Pendidik juga harus mengerti keadaan dan perasaan muridnya agar tidak terjadi miss communication.

Semoga contoh di atas dapat menginspirasi para pendidik agar selalu semangat dalam mendidik demi memajukan generasi penerus bangsa.

Tetap semangat menjadi pahlawan tanpa jasa dan jangan pernah putus asa. Semoga artikel yang saya buat ini bermanfaat bagi kita semua, apabila ada salah kata mohon maaf sebesar-besarnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline