Lihat ke Halaman Asli

Teori Asosiasistik

Diperbarui: 29 November 2022   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disini saya akan menjelasakan sedikit tentang teori asosiasistik menurut pavlov, menurutnya teori asosiasitik ialah mempelajari proses belajar dengan cara hukum asosiasistik. Salah satu prinsip penting dari asosiasi adalah hukum frekuensi. Hukum frekwensi menyatakan bahwa semakin sering suatu pengalaman terjadi, semakin mudah pengalaman itu diingat atau dilakukan lagi. contohnya seperti anjing ini

digambar yang pertama anjing diberi makanan, lalu anjing mengeluarkan respon yang tidak dikondisikan(reflek) berupa  mengeluarkan sariva, kemudian digambar kedua anjing tersebut hanya diberi bell/lonceng si anjing tidak merespon apapun karena ia tidak diberi makan, lalu digambar ketiga keduanya diberikan secara bersamaan maka otomatis ia mengeluarkan sariva lagi. Dan digambar keempat Karena dibiasakan ketika ada lonceng berbunyi maka anjing akan mengira bahwa tuannya akan memberi makan.

Teori asosiasistik biasa digunakan hewan, eitsss tapi bukan berarti manusia tidak bisa menggunakan teori ini, justru teori ini digunakan manusia karena manusia dalam bereksperimen menggunakan kode etik.

Kejadian pada manusia ialah ketika anda mendengarkan musik yang enak didengar anak akan bahagia, lalu ketika anda mendengarkan lagu yang enak dan favorit anda maka anda akan merasa bersemamgat,mood menjadi baik dan hal yang lainnya dan ketika anda mendengarkan lagu tersebut ketika sedang mood tidak baik maka anda akan merasa senang ataupun biasa saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline