Lihat ke Halaman Asli

Mengolah Limbah, Mendulang Rupiah

Diperbarui: 28 Januari 2021   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DokPri

Niatnya sederhana tapi mulia. Sutiah ingin membantu suami menopang keuangan keluarga.

Berbekal minatnya pada kreasi seni ibu dari tiga orang anak ini memulai usaha dengan membuat aksesoris. Di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tangga dia membuat produk kerajinan dari barang limbah.

Limbah konfeksi atau taylor yang oleh orang lain tidak bermanfaat dia sulap menjadi aksesoris yang apik dan bernilai ekonomis. Sisa-sisa bahan yang terbuang itu dengan kreasinya dijadikan pemanis penampilan kaum wanita.

Awalnya hanya untuk dirinya sendiri. Ketika dikenakan untuk menambah menarik penampilannya ternyata banyak yang suka. Timbullah niatnya untuk membuka usaha kecil-kecilan.

Limbah kain batik (DokPri)

Setiap hari bergelut dengan limbah kain perca (DokPri)

Bahan baku kain perca didapatkan dengan membeli dari tukang jahit dekat rumah. Dia sengaja memilih sisa bahan kain batik. Motif yang beraneka ragam sesuai dengan kreasi produk kalungnya. 

Satu karung kain perca hanya perlu ditebus dengan 25 ribu rupiah. Dengan menyisihkan uang belanja dapur dia memulai usahanya. Sutiah menyiasati jatah belanja dari suami yang hanya seorang guru swasta.

Limbah kain perca dari bahan batik yang sudah dibeli kemudian dicuci. Tujuannya untuk menghilangkanSetelah dijemur sampai kering kemudian disetrika sehingga menjadi halus dan siap diolah menjadi produk kerajinan yang cantik.

Usaha yang Mengandalkan Kreativitas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline