Lihat ke Halaman Asli

Corona, Makasi Ya...

Diperbarui: 21 September 2020   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnews.com

Baru saat ini aku merasa bangga dengan profesiku yang sudah puluhan tahun aku jalani. Selama ini tidak ada yang peduli terhadap profesiku, bahkan orang-orang cenderung menghindariku.

Awalnya aku tidak tahu kenapa akhir-akhir ini kami harus menggali banyak lubang, padahal sebelum-sebelumnya paling sehari hanya dua atau tiga lubang saja. Bahkan kini kami harus menggali siang malam.

"Siapkan saja lubang sebanyak-banyaknya", begitu perintah komandan regu.

"Buat siapa", tanyaku.

"Nggak tahu. Saya juga terima perintah atasan doang", katanya.

Begitulah akhirnya kami kerja keras menyiapkan banyak lubang. Herannya lubang-lubang yang baru kemarin kami buat hari ini sudah hampir semua terisi. Rasa-rasanya kami kejar-kejaran dengan yang mau masuk lubang. Untuk sekedar istirahat sejenak saja tidak ada waktu. Baru naruh pantat saja komandan sudah teriak keras-keras.

Belakangan aku baru tahu ini semua gara-gara corona. Menurut pejabat yang pernah mengunjungi tempat kerja kami corona itu virus yang sangat ganas. Apalagi kalo kita sudah termasuk golongan lansia dan mempunyai penyakit seperti TBC atau diabetes. Penularannya pun sangat cepat menyebar melalui udara. Makanya saat ini kami diharuskan selalu menggunakan masker. 

Memang belakangan ini semakin banyak pejabat pemerintah yang mengunjungi tempat kerja kami. Mereka mengecek ketersediaan lahan untuk membuat lubang-lubang yang katanya harus semakin banyak lagi. 

"Corona semakin menggila", katanya.

"Memangnya kenapa pak ?", tanyaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline