Lihat ke Halaman Asli

Andi Nur Baumassepe

Adalah seorang dosen, konsultas bisnis Manajemen dan Peneliti

Memaknai Harbolnas

Diperbarui: 22 Desember 2016   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

HARI BELANJA ONLINE (Harbolnas) ini merupakan suatu kegiatan promosi bagi pelaku usaha online untuk meningkatkan transaksi belanja online bagi masyarakat disepakati tanggal 12-14 Desember 2016.

Kegiatan ini sebenarnya sudah dicetuskan sejak tahun 2012 oleh perusahaan-perusahaan ecommerce di Indonesia umumnya mereka yang bergabung di Asosiasi Ecommerce Indonesia (IdeA) yaitu Lazada, Zalora, Blanja, PinkEmma, Berrybenka and Bukalapak.

Perusahaan-perusahaan tersebutlah kemudian menginisiasi Hari Belanja Online ditahun 2012, tujuannya adalah ingin mengedukasi masyarakat agar mulai terbiasa berbelanja online, tidak perlu takut lagi akan ditipu dan dibohongi karena mereka memberi jaminan. Selain itu kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan industry e-commerce di tanah air seperti dinegara maju lainnya.

Di Amerika dan di Negara-negara Eropa kegiatan serupa dikenal dengan nama Cyber Monday. Ini dilakukan di bulan Desember sebagai kegiatan menyambut pergantian akhir tahun dan libur natal. Akhirnya di Indonesia kemudian dikenal sebagai Harbolnas sebagai kegiatan menyerupai momen hal tersebut.

Dimulai ditahun 2012 yang awalmulanya hanya ada 7 (tujuh) perusahaan ecommerce yang berpartisipasi, kini di tahun 2016 sudah ada 200 perusahaan yang ambil bagian tidak hanya perusahaan e-commerce atau start up tetapi perusahaan seperti perbankan, fintech, hotel, media, dan lainnya turut mengambil bagian dari program ini.

Survey yang saya kutip dari TechinAsia atas riset yang dilakukan Shopback dalam rangka harbolnas di tahun ini menarik untuk disimak. Shopback menyebar survey kepada 2.734 konsumen belanja online mengungkapkan temuan sebagai berikut, rata-rata konsumen pada harbolnas ditahun ini mereka akan bersedia menghabiskan uang sekitar Rp 250.000 sampai Rp 1.000.000. Dimana komposisi pria 53,4% sedang wanita 46,6 % untuk wanita.

Selanjutnya kategori produk-produk yang mereka cari adalah gadget dan aksesoris (63,9%) menjadi kategori produk yang paling diincar harbolnas nanti. Di posisi berikutnya adalah fashion (52,3%) dan selanjutnya adalah keperluan rumah tangga (50,7%). Kategori produk lain yang disebut akan dibeli oleh konsumen –meskipun tidak terlalu besar persentasenya–adalah makanan dan minuman (28,3%), kecantikan dan kesehatan (26,7%), tiket dan travel (17,6%), serta otomotif (10,3%).

Bagiamana dari segi umur? Shopback menemukan bahwa paling banyak rentang usia 26 hingga 30 tahun mereka adalah segmen sebanyak 29,2 persen. Pelanggan dengan usia 50 tahun ke atas masih ada yang berebut belanja di Harbolas nanti tapi hanya sekitar 1 persen.

Profesi sebagai karyawan 58,5 persen dan rentang pemasukan (gaji) per bulan dari Rp2,5 juta sampai Rp 5 juta sebanyak 32 persen yang paling banyak akan melakukan belanja online.

Sementara para pelaku e-commerce seperti peritel online, ada 43 % memberikan potongan harga untuk berbelanja, 57% mereka member harga khusus, promo pemasaran 18%, memberikan undian 0,3% dan memberikan barang edisi terbatas 0,4%.

Harbolnas merupakan indikator bagaimana perkembangan industry e-commerce di negara kita ditengah upaya pemerintah saat ini menumbuh kembangan industry ecommerce dengan membuat paket kebijakan ke 14 tentang e-commerce beberapa bulan lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline