Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Puisi | Nasi Aking untuk Kita Bertiga

Diperbarui: 14 Februari 2020   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bukalapak

Nak.. Lihatlah...
Ibumu sedang masak apa di dapur?
Diantara genteng yang  bocor dan deru petir menggelegar..

Dagangan ayah masih utuh sepanci
Karena hujan tak mau henti
Pelanggan segan untuk menanti...

Nak..  Lihatlah...
Baju ayah masih kuyup
Bersama harapan yang  telah redup
Kita bersyukur diberi hidup...

Nak..  Lihatlah...
Ibumu mulai mengaduk
Gumpalan nasi aking  di dalam periuk
Yang akan mencegah perut kita berkukuruyuk

Nak.. Tahukah kamu?
Apa yang dilakukan ibumu tadi siang
Menjereng nasi yang tak dihabiskan
merenda harapan.. Agar kita tetap bisa makan..

Nak..  Lihatlah...
Makanan malam kita telah siap
dengan taburan kelapa urap
Pasti nikmat untuk disantap
Menemani kita dalam lelap

Nak...  Jangan bilang tetangga
Jangan bilang siapa siapa
Hari ini kita makan apa
Besok makan apa

Tak beda makan ikan atau sayuran
Sebab besok tetap jadi kotoran
Yang penting punggung tetap tegak
Saat panggilan ibadah datang..

Nak..  Nasi aking  ini..
Bukan pungkasan hari ini
Sebab esok hari masih ada cahaya mentari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline